MUHASABAH

Kekuatan yang Menolong

“Mereka adalah para biarawan pada malam hari. Dan para pendekar ulung pada siang hari. Jika anak raja mereka mencuri, mereka memotong tangannya. Jika berzina, mereka merajam. Untuk menegakkan kebenaran di tengah mereka,” kata seorang intel setelah memata-matai pasukan muslim pada Al-Qibqilar.

“Jika laporanmu benar, maka perut bumi lebih baik bagiku dari pada berhadapan dengan mereka di atas permukaan bumi. Aku berharap Allah tidak menolongku dalam menghadapi mereka. Juga tidak menolong mereka dalan menghadapi kami,” kata Al-Qibqilar. (Diriwayatkan Al Baihaiqi, dalam As Sunan Al Kubra, VIII/175).

Di mana pasukan muslim? Pasukan gagah berani yang ditakuti seantero dunia. Pasukan yang hanya taat pada perintah Amirul Mukminin, melindungi kaum muslim dan menjaga perdamaian dunia. Aktivitasnya tegak di atas hukum syara’. Melalui penjaga-penjaga umat ini, hak-hak umat berada dalam jaminan Islam.

Seperti terjadi di India baru-baru ini, dilansir AFP, Rabu (26/2), unjuk rasa terjadi karena protes terhadap UU Amandemen Kewarganegaraan (Citizenship Amendment Act/CAA), yang dinilai telah merugikan Muslim India. Aksi tersebut berujung bentrokan dan kerusuhan antara umat Muslim dan Hindu di wilayah timur laut New Delhi.

Korban tewas akibat bentrokan antara umat Muslim dan Hindu yang dipicu protes atas Undang-Undang Kewarganegaraan di wilayah pinggiran New Delhi, India, dilaporkan bertambah lagi menjadi 20 orang. Sedangkan korban luka-luka dalam kejadian itu mencapai 189 orang, 60 di antaranya akibat tertembak aparat.i. (CNNIndonesia.com, 26/2/2020)

UU kontroversial itu mengizinkan India memberi status kewarganegaraan terhadap imigran yang menerima persekusi di negara asalnya seperti Bangladesh, Pakistan, dan Afghanistan. Namun, UU itu hanya berlaku bagi imigran pemeluk agama Hindu, Kristen, dan agama minoritas lainnya selain Muslim.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan memantau konflik mematikan antara kelompok Hindu dengan Muslim di New Delhi. “Kami tentu saja mengamati situasi ini dengan baik,” kata Jurubicara Sekjen PBB, Stephane Dujarric, dilansir dari APP pada Rabu, (26/2).

Seperti beberapa kasus sebelumnya yang menimpa kaum muslim, tidak akan ada penolong. Tidak dari PBB, tidak juga dari pemimpin negeri-negeri muslim lainnya. Para pemimpin telah menjadi antek, pemimpin boneka bagi musuh-musuh Islam. Kekuasaan mereka tidak berdaya untuk menolong umat, di hadapan dominasi kekuatan kufur.

Penguasa seperti ini sangat dibenci Allah, sehingga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam mendo’akan mereka:

اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ هَذِهِ أُمَّتِي شَيْئاً فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ. وَمَنْ شَقَّ عَلَيْهَا فَاشْفُقْ عَلَيْهِ. رواه مسلم.

“Yaa Allah, siapa saja yang memimpin/mengurus urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah ia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia.” (HR. Imam Muslim).

Tidak hanya kaum muslim yang menderita saat bentrokan tersebut, polisi juga jurnalis yang meliput kejadian, ikut terkena lemparan batu dan senjata aparat. Rumah-rumah, masjid dan pasar dibakar. Pada saat yang sama, Perdana Menteri Narendra Modi menggelar karpet merah untuk kunjungan kenegaraan pertama Donald Trump pada Senin (24/2/2020)

Berbagai video juga beredar di media sosial WhatsApp dan lainnya. Tampak Muslim India diseret tanpa prikemanusian dalam kondisi tubuh berdarah. Kewibawaan umat hilang, harta, bahkan nyawa menjadi taruhannya. Tubuh-tubuh umat tercabik-cabik menjadi santapan buas para penjajah.

Inilah bukti bahwa umat membutuhkan kekuatan yang lain, yaitu kekuatan yang datang dari tubuh kaum muslim sendiri, Khilafah yang akan menjadi junnah (perisai) dan raa’in (penjaga) bagi umat. []

Lulu Nugroho
Muslimah Penulis dari Cirebon

Artikel Terkait

Back to top button