RESONANSI

“Kelompok Nasi Bungkus” dan Perjuangan Masyumi

Saya ditugaskan mengawal Kongres HMI ke-15 di Medan agar tetap menolak asas tunggal. Kerjasama di antara almarhum Zainal Abidin Urra, Sahar L. Hassan, dan Lukman Hakim, Kongres HMI di Medan menolak asas tunggal Pancasila. Padahal, Menteri Pemuda dan Olahraga, Abdul Ghafur datang langsung ke arena kongres, meyakinkan peserta agar mau menerima asas tunggal.

Tidak itu saja. Jusuf Kalla (JK) yang tidak pernah hadir di Kongres HMI, datang ke Medan. Beliau menekanku agar mau terima asas tunggal. Kukatakan, HMI tidak seperti Golkar. Di Golkar, jika pucuk pimpinan mengatakan “A” maka seluruh anggota atau peserta kongres segera menyebut “A”. Hal seperti itu tidak berlaku di HMI. Sebab, organisasi ini sangat demokratis dan rasional. Hanya nilai-nilai kebenaran yang berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits (sebagaimana bunyi hymne HMI) menjadi pijakan berpikir. “Anda jangan terlalu ekstrem,” JK mengingatiku. “Saya kan cuma mengamalkan apa yang kak Ucu dan instruktur lain mengajariku di Basic Training dulu,” kataku menyindir JK.

Aktivitas lain yang pernah dilakukan Kelompok Nasi Bungkus adalah membentuk Forum Silaturrahim Cendekiawan Bulan Bintang. Pertemuan pertama di kantor LPPM, Jakarta, dihadiri akademisi yang memiliki hubungan biologis maupun ideologis dengan Masyumi. Mereka berasal dari Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Bogor, dan Jakarta. Saya ditugaskan menyusun master plannya. Makalah yang meliputi program jangka pendek (7 thn), jangka menengah (23 thn), dan jangka panjang (100 thn), ku presentasikan di Bandung (1983).

Peristiwa Tanjung Pariok, 1984 mengharuskan saya hijrah ke Malaysia sehingga realisasi master plan tersebut terkendala. Namun, sewaktu Bang Imaduddin kembali dari Amerika dan bersilaturrahim di Malang, ada yang mengusulkan pembentukan wadah yang menampung para sarjana Islam. Kawan-kawan yang ada Surabaya, Yogya, dan Semarang menganggap ide yang diajukan bang Imad tersebut adalah rencana yang digagas Kelompok Nasi Bungkus. Olehnya, dalam waktu singkat, ICMI dapat dibentuk. Apalagi wadah ini dipimpin BJ Habibie.  

Depok, 1 November 2021

Abdullah Hehamahua, Mantan Ketua Umum PB HMI, Ketua Majelis Syuro Partai Masyumi.

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button