NASIONAL

Kembali ke Barak, Banser Ogah Urus Radikalisme

Jakarta (SI Online) – Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Yaqut Cholil Qoumas dengan nada bijak mengapresiasi Kabinet Jokowi yang memberikan penekanan dan perhatian serius terhadap masalah berkembangnya radikalisme di tengah masyarakat.

“Pemerintah akan serius menangani masalah radikalisme. Selama ini Ansor dan Banser ikut terjun menghadapi kelompok radikal dan intoleran karena merasa negara tidak serius hadir,” kata Yaqut di Jakarta, Jumat 25 Oktober 2019 seperti dilansir ANTARA.

Yaqut mengatakan, karena negara sudah memastikan menangani serius masalah ini, pihaknya merasa tugasnya menjadi ringan.

“Sekarang waktu kami banyak untuk melakukan penguatan internal, melakukan konsolidasi, memperkuat kaderisasi, dan melakukan upaya-upaya kemandirian organisasi,” ujar Yaqut.

Lebih lanjut politisi PKB itu menjelaskan, Nahdlatul Ulama (NU) memiliki tiga pilar, yaitu Nahdlatul Wathan (kebangkitan nasional), Taswirul Afkar (artikulasi pemikiran), dan Nahdlatul Tujjar (kebangkitan saudagar/ekonomi).

Terkait dengan Nahdlatul Wathan, kata dia, tanpa harus bicara NKRI harga mati, di dalam dada dan kesadaran hal itu sudah ada di seluruh kader.

Untuk Taswirul Afkar, lanjut dia, keluarga besar NU sudah banyak melahirkan pemikir atau cendekiawan.

“Nah, sayangnya, pilar ketiga, yakni Nahdlatul Tujjar yang masih belum digarap serius. NU masih minim pengusaha. Inilah yang tengah serius digarap Ansor. Kami masih berusaha melahirkan pengusaha-pengusaha yang asli dari NU, dalam konteks ini yang lahir dari Ansor,” katanya.

Ia mendorong kader Ansor di seluruh Indonesia mengembangkan diri, berkarya dalam menciptakan peluang-peluang usaha, mencetak pengusaha. Adapun caranya dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) kader Ansor melalui pengembangan program ekonomi.

Dalam waktu dekat ini, pihaknya akan menggelar rapat koordinasi nasional (rakornas) yang akan dihadiri pimpinan GP Ansor seluruh Indonesia. Rakornas diadakan sebagai langkah konsolidasi, penguatan kaderisasi, dan kemandirian organisasi.

“Saya meminta kini saatnya kembali melakukan konsolidasi, kaderisasi, dan mempercepat kemandirian organisasi,” kata Gus Yaqut.

Sebelumnya, salah satu pengurus GP Ansor dengan lebih terang-terangan mengakui bila organisasinya tidak akan memerangi radikalisme lagi. Sikap itu diambil setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunjuk Jenderal TNI (Purn) Fachrul Razi sebagai menteri agama (menag).

Ketua Bidang Kajian Strategis Pengurus Pusat GP Ansor, Mohammad Nuruzzaman mengungkapkan, selama ini Ansor dan Banser berjuang menangkal radikalisme dan minimnya kehadiran negara. Mulai saat ini, Ansor tidak akan lagi mengurusi persoalan radikalisme dan menyerahkan sepenuhnya kepada pemerintah.

“Ansor, Banser akan kembali ke barak melakukan konsolidasi internal penguatan kaderisasi, nah urusan radikalisme kita serahkan ke negara dan tidak akan ikut-ikut lagi urusan itu,” ujarnya, Rabu (24/10/2019), seperti dikutip inews.id.

Pembentukan kabinet Jokowi kali ini dinilai tepat terlebih banyak menteri diminta untuk mengurusi tugas khusus terkait penanganan radikalisme.

“Misal Menko Polhukan dapat tugas khusus radikalisme, Menhan juga radikalisme, dan Kementerian Agama juga dari tentara ditugaskan khusus melawan radikalisme. Nah, kami apresiasi karena mereka konsen terhadap radikalisme di Indonesia,” katanya.

Nuruzzaman tak ingin masuk ke dalam perdebatan seputar menag yang bukan dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Pemilihan menteri merupakan hak presiden.

Apalagi kata dia, Menag saat ini memiliki tugas khusus untuk menangkal radikalisme, sehingga dengan pemilihan Fachrul Razi yang memiliki latar belakang militer cocok menangani persoalan tersebut.

“Pernyataan Pak Jokowi jelas kenapa milih Menag Fachrul Razi karena ditugaskan penangkalan radikal karena itu artinya pemerintah mau fokus urus radikalisme. Kalau soal Menteri itu hak Presiden, kita enggak ikut-ikut tapi kita apresiasi kerja presiden dan kita tidak akan ikut-ikut soal radikalisme,” tuturnya.

red: asyakira

Artikel Terkait

Back to top button