Kementerian Gagap Belanjakan Anggaran Covid-19?
Lina menambahkan, penyerapan anggaran kementerian di akhir tahun pun dapat cepat mengalir karena transaksi yang sudah lazim dilakukan, mengadakan acara di hotel, biaya perjalanan sampai konsumsi.
Kondisi itu jauh berbeda dengan saat pandemi, ketika anggaran sulit dikeluarkan karena semua serba dalam jaringan (daring), yang tak memakan biaya besar. Misalnya, pertemuan dengan aplikasi konferensi jarang jauh. Tak ada perlu biaya sewa tempat, dan biaya perjalanan.
“Artinya, yang biasa reguler saja biasanya kayak gitu. Nah sekarang ketika Covid, bingung. Padahal arahannya jelas dana Covid,” kata Lina.
Selain itu, faktor lainnya adalah kepemimpinan. Menurut Lina, menteri dan pejabat di kementerian dan lembaga memiliki peran besar dalam melakukan penyerapan anggaran. Caranya dengan membuat terobosan, yang diikuti kebijakan yang tepat.
Lina mencontohkan mantan Dirut PT KAI, Ignatius Jonan, yang dapat mengubah layanan dan fasilitas transportasi kereta api.
“Tapi kembali lagi, mau nggak sih dia (pejabat), kebanyakan orang-orang itu maunya status quo. Tak pernah memikirkan, apa lagi yang mesti kita buat. Jadi melakukan rutinitas biasa,” kata Lina.
Lina pun berpendapat, indikator keberhasilan kementerian dan lembaga bukan pada penyerapan anggaran semata, tapi lebih kepada capaiannya. “Kelihatan nggak impact-nya. Nah, itu menjadi catatan,” katanya.
sumber: bbc news indonesia