Kenapa Negara-Negara Arab Pilih Netral Saat Iran vs Israel Berperang?
Negara-negara Arab cenderung memilih sikap netral dalam konflik antara Iran dan Israel karena sejumlah alasan strategis, geopolitik, dan ekonomi yang kompleks.
Beberapa faktor utama yang mempengaruhi keputusan tersebut
1. Keamanan Regional: Negara-negara Arab, terutama di kawasan Teluk, memiliki kekhawatiran tentang keamanan regional. Iran adalah tetangga dekat, dan banyak negara Teluk, seperti Arab Saudi dan UEA, khawatir akan potensi ancaman dari Iran, baik dalam bentuk kekuatan militer maupun pengaruh politiknya di kawasan. Namun, mereka juga tidak ingin secara langsung terlibat dalam konflik militer yang bisa merugikan stabilitas di wilayah mereka.
2. Hubungan Ekonomi dengan Iran: Beberapa negara Arab memiliki hubungan dagang dan ekonomi yang penting dengan Iran. Misalnya, negara-negara seperti Oman dan Qatar memiliki kerja sama ekonomi dengan Iran, termasuk dalam bidang energi. Sikap netral membantu mereka mempertahankan hubungan ekonomi ini tanpa harus memihak salah satu pihak yang bisa menimbulkan ketegangan diplomatik.
3. Pendekatan Diplomasi Baru dengan Israel: Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa negara Arab seperti UEA, Bahrain, dan Maroko telah menormalisasi hubungan dengan Israel melalui Kesepakatan Abraham (Abraham Accords). Meskipun demikian, hubungan ini masih sensitif secara politik di antara masyarakat Arab yang umumnya bersimpati kepada perjuangan Palestina. Dengan demikian, negara-negara tersebut mungkin menghindari terlalu terlihat memihak kepada Israel dalam konflik ini agar tidak menimbulkan ketegangan di dalam negeri.
4. Persaingan Regional dengan Iran: Di satu sisi, negara-negara seperti Arab Saudi memiliki persaingan regional dengan Iran terkait pengaruh di Timur Tengah, terutama di negara-negara seperti Yaman, Suriah, dan Irak. Meskipun begitu, daripada secara langsung mendukung Israel, mereka lebih memilih untuk fokus pada cara-cara diplomasi atau menahan pengaruh Iran melalui aliansi dengan negara-negara Barat, termasuk Amerika Serikat.
5. Peran Amerika Serikat: Banyak negara Arab, khususnya di Teluk, merupakan sekutu dekat Amerika Serikat, yang juga merupakan sekutu Israel. Namun, mereka tidak selalu memiliki pandangan yang sama dengan kebijakan AS dalam konflik antara Iran dan Israel. Negara-negara ini sering kali harus menyeimbangkan hubungan mereka dengan AS sambil menjaga stabilitas internal dan hubungan dengan tetangga regional mereka, termasuk Iran.
6. Kepedulian pada Isu Palestina: Meskipun beberapa negara Arab telah menormalisasi hubungan dengan Israel, dukungan kepada Palestina masih menjadi isu sentral dalam politik luar negeri mereka. Jika mereka terlalu memihak kepada Israel dalam konflik dengan Iran, hal ini bisa memicu reaksi negatif dari rakyat mereka yang masih mendukung perjuangan Palestina. Karena itu, sikap netral dianggap sebagai jalan tengah untuk menghindari kontroversi.
Secara keseluruhan, sikap netral ini mencerminkan upaya negara-negara Arab untuk menjaga stabilitas regional, menghindari konflik yang lebih luas, serta melindungi kepentingan politik dan ekonomi mereka di tengah dinamika geopolitik yang kompleks antara Iran, Israel, dan kekuatan-kekuatan global.[]
Dr. Firmanullah Firdaus, S.E., M.Kom