Kepala BPIP: Masyarakat Harus Bisa Menahan Diri untuk Tidak Mudik
Jakarta (SI Online) – Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menjelaskan beribadah puasa memiliki manfaat dalam banyak aspek yang secara lebih jauh bisa dimaknai sebagai bagian dari membangun peradaban.
“Hikmah puasa ini banyak sekali, dari media banyak, kesehatan, dan seterusnya. Puasa itu menahan diri, ‘al imsaku’ artinya menahan diri, intinya ‘self control’,” kata Yudian di Jakarta, Jumat (24/4/2020).
Hal tersebut disampaikan pada kegiatan Jumat Bersama BPIP bertema “Puasa = Membangun Peradaban” yang dilakukan secara virtual dengan moderator Direktur Pengkajian Materi BPIP Muhammad Sabri.
Yudian mengatakan berpuasa bisa bermakna membangun peradaban jika kemampuan menahan diri mampu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
“Self control”, kata dia, kemampuan manusia mengendalikan diri seolah-olah selalu diawasi oleh Allah SWT, sebagaimana orang yang sedang menjalankan ibadah puasa.
“Mampu menahan diri untuk tidak melanggar aturan, misalnya pejabat mampu menahan diri untuk tidak korupsi. Jika dikalikan, misalnya 1.000 atau 100 ribu pejabat mampu tidak korupsi,” katanya.
Bahkan, kata Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta itu, hikmah puasa dalam membangun peradaban tersebut bisa dikaitkan dengan tradisi mudik masyarakat setiap Lebaran.