Kepemimpinan Islam
Dalam Islam, semua bangsa dan manusia adalah sama. Semua manusia berasal dari Adam dan Adam dari tanah. Orang Arab tidak lebih utama dari orang bukan Arab dan orang bukan Arab tidak lebih utama dari orang Arab, kecuali karena ketaqwaan masing-masing kepada Allah. Allah SWT berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS al Hujurat 13)
Ketika anak laki-laki Amr bin Ash (Gubernur Mesir) memukul seorang penduduk negeri itu dan membangga-banggakan ayahnya dengan mengatakan,”Terimalah pukulan ini dari anak orang terhormat.” Khalifah Umar segera menjatuhkan hukuman setimpal atas perbuatan tersebut. Kepada Amr bin Ash, khalifah berkata, ”Sejak kapan engkau memperbudak manusia? Bukankah mereka dilahirkan oleh ibu-ibu mereka sebagai manusia merdeka?”
Keempat, manusia terdiri dari unsur jasmani dan rohani, yaitu hati, akal pikiran, perasaan dan badan kasar. Manusia tidak mencapai kebahagiaan sebelum unsur-unsur tersebut tumbuh dengan serasi dan memperoleh makanan yang baik. Peradaban yang baik (dan hebat) tidak mungkin terwujud, kecuali jika ada agama yang besar (benar), akhlak yang baik dan akal fikiran yang sehat yang menguasai kehidupan. Peradaban yang hebat ini mesti dipimpin oleh orang-orang yang berakhlak mulia.
Peradaban yang hebat ini terbentuk di masa Rasulullah Saw. Dengan kepemimpinan Rasulullah yang penuh dengan keteladanan, maka masyarakat menjadi menyatu di bawah kepemimpinan beliau. Islam memancarkan sinarnya dalam bentuk yang riil di masyarakat. Masyarakat Arab yang tadinya suka berperang antarsuku, di bawah Rasulullah menjadi bersaudara. Sahabat-sahabat dari berbagai suku menjadi bersaudara dan menjelma menjadi Muhajirin dan Anshar.
Begitu pula ketika pemerintahan di masa Khulafaur Rasyidin. Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali menunjukkan keteladanannya. Meski di masa Sayidina Ali terjadi pergolakan, tapi kepemimpinan dan keteladanan Sayidina Ali dapat dijadikan contoh.
Islam memang akan menyinari bumi kembali. Kini peradaban Barat yang didukung dengan kekuatan militer menunjukkan tanda-tanda kemerosotanya. Barat tidak bisa lagi menjadi teladan. Nilai-nilai Barat yang sekuler dan ateis, tidak bisa dapat dicontoh oleh manusia. Dan Islam dengan kepemimpinan berpikir dan keteladanannya insyaallah tidak akan lama lagi akan memimpin dunia kembali.
Kini di Barat banyak manusia terpelajar yang berbondong-bondong masuk Islam. Di Indonesia, kajian-kajian Islam marak dan diminati baik oleh orang awam maupun cendekiawan. Akhirnya, Allah SWT berfirman,
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ
“Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.” (QS ash Shaff 9)
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَىٰ وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا
”Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi.” (QS al Fath 28) []
Nuim Hidayat, Penulis Buku Agar Batu Bata Menjadi Rumah yang Indah