NASIONAL

Kesaksian Advokat Senior Luthfie Hakim tentang Munarman: Konstitusional, Tidak Radikal, dan Tidak Anti-NKRI

“Ceramah-ceraman (Munarman) gimana?” tanya Jaksa.

“Kalau kekerasan itu nggak ada, beliau nggak suka kekerasan. Malah nangis sih pernah,” jawab Luthfi.

Dalam ceramah anti-pemerintah, anti-NKRI?” tanya Jaksa.

“Nggak pernah. Yang saya pahami beliau sekeras apapun idenya tapi konstitusional, taat asas, lewat jalur konstitusi,” ujar Luthfi.

“Ceramahnya dia tentang syariat Islam tuh gimana?” tanya Jaksa.

“Dalam wacana Islam, syariat Islam itu jadi bagian hukum positif. Yang saya pahami beliau yaitu gimana memenangkan ide-ide syariah dalam kasus-kasus tertentu, tentang bagaimana pakaian muslimah, bank syariah, dll. Semua itu dalam kerangka NKRI, konstitusional. Beliau enggak punya framework yang sifatnya anarkis,” jawab Luthfi.

“Keterlibatan Munarman dalam 212?” tanya Jaksa.

“Sebagai Panglima Lapangan, bertanggungjawab dalam keamanan ketertiban. Pelaksanaan 212 enggak ada rumput yang terinjak, sampah yang terbuang dengan jorok, karena kemampuan dari Munarman membangun suatu sikap bersama dari jemaah untuk bersama-sama punya kesadaran agar kegiatan ini dimuliakan orang banyak,” jawab Luthfi.

“Hubungan Munarman sama Tito (mantan Kapolri)?” tanya Jaksa.

“Dekat, pernah berinteraksi soal 212. Kayaknya mereka berdua sama-sama Palembang juga deh. Dari ngobrol, mereka berdua kayanya teman akrab,” jawab Luthfi.

“Munarman di FPI apa?” tanya Jaksa.

“Beliau cukup panjang, sebagai sekretaris pemimpin,” jawab Luthfi.

“FPI pro atau anti-ISIS?” tanya Jaksa.

“Jelas tidak pro, jelas anti-ISIS. Karena jalur yang ditempuh HRS adalah NKRI. Kalo ISIS kan tidak ke arah sana,” jawab Luthfi.

“FPI keluarkan maklumat?” tanya Jaksa.

“Yang saya ingat menjaga ukhuwah Islamiyah dan istiqamah di jalur NKRI, lalu menjaga ukhuwah Islamiyah dari dunia barat yang porak porandakan baik masyarakat maupun negara Islam,” jawab Luthfi.

“Maklumat pro atau anti ISIS?” tanya Jaksa.

“Tidak sejalan dengan ISIS,” jawab Luthfi.

“ISIS tuh apa?” tanya Jaksa.

“Gerakan rakyat yang dibentuk oleh Hillary Clinton, produk Barat tapi dengan image Islam. Jalankan kegiatan di luar state, kekerasan atas nama agama,” jawab Luthfi.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button