Kesedihan Mukmin Adalah Kebahagiaan Setan
Kehidupan ini tak selamanya indah. Senang dan duka datang silih berganti. Hal ini semakin memantapkan hati untuk menilai kehidupan dunia ini adalah semu. Kebahagiaannya semu, kesedihannya pun semu.
Ada kehidupan selanjutnya di hadapan kita. Itulah negeri akhirat. Abadi dan hakiki. Di sanalah tempat istirahat dan bersenang-senang yang hakiki, yakni di surga-Nya yang penuh limpahan rahmat dan kenikmatan. Atau kesengsaraan hakiki, di nereka yang panas membara. Tempat kembali orang-orang durhaka kepada Sang Pencipta.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata :
الحُـزن يُضعف القَلب , ويُوهن العزم، ويَـضـر الإرادة ولا شَـيء أحَـب إلَـى الشيطَـان من حُـزن المُـؤمن
Kesedihan akan melemahkan qolbu dan tekad yang kuat serta membahayakan keinginan. Dan tidaklah ada sesuatu yang paling dicintai oleh setan daripada kesedihan seorang mukmin.
Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّمَا النَّجْوٰى مِنَ الشَّيْطٰنِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَيْسَ بِضَآرِّهِمْ شَيْئًا إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ۚ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ
“Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu termasuk (perbuatan) setan, agar orang-orang yang beriman itu bersedih hati, sedang (pembicaraan) itu tidaklah memberi bencana sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah. Dan kepada Allah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakal.” (QS. Al-Mujadilah 58: Ayat 10)
Karena kesedihan adalah keadaan yang tidak menyenangkan, tidak ada maslahat bagi hati. Suatu hal yang paling disenangi setan adalah, membuat sedih hati seorang hamba. Hingga menghentikannya dari rutinitas amalnya dan menahannya dari kebiasaan baiknya.
Bersyukurlah kita semua atas nikmat Islam. Karena Islam adalah agama yang menginginkan kita untuk senantiasa bahagia. Allah Ta’ala Sang Pembuat Syariat ini tak ingin melihat hamba-Nya bersedih hati. Oleh karenanya, Islam diturunkan untuk membawa kebahagiaan bagi segenap makhluk, bukan untuk menyusahkan.
Allah Ta’ala berfirman:
مَآ أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْءَانَ لِتَشْقٰىٓ
“Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu (Muhammad) agar engkau menjadi susah;” (QS. Ta-Ha 20: Ayat 2)
Artinya, Islam diturunkan untuk membuatmu bahagia. Bahkan, saat seorang jauh dari Islam, saat Itulah kesedihan hakiki akan menghampirinya, dia memang pantas untuk mendapat kesedihan.
Maka betapa indahnya Islam, agama yang mencintai kebahagiaan pada dirimu, dan mengenyahkanmu dari duka cita, di dunia dan di akhirat. Untuk itu usirlah kesedihan dari hatimu. Jangan biarkan setan memanfaatkannya. Karena setan selalu mengintai setiap gerak-gerik kita.
Wallahu a’lam
Abu Miqdam
Komunitas Akhlaq Mulia