QUR'AN-HADITS

Rintangan dalam Bersedekah

Firman Allah SWT:

اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاۤءِ ۚ وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ وَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ

“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan kamu ampunan dan karunia-Nya. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui.” (QS. al-Baqarah [2]: 268)

Seringkali ketika ingin bersedekah dan menafkahkan harta di jalan Allah, terkadang timbul bisikan melarang dan menakut-nakuti. Itu adalah ulah setan. Dia yang menakut-nakuti manusia terjerumus dalam kemiskinan.

Para ilmuwan berbeda pendapat tentang asal kata setan dan hakikatnya. Ada yang menduga bahwa kata “setan” atau syaithan dalam bahasa Arab terambil dari bahasa Ibrani yang berarti lawan atau musuh. Alasannya antara lain adalah, bahwa kata itu sudah dikenal dalam agama Yahudi yang lahir mendahului agama Kristen dan Islam. Seperti diketahui, orang-orang Yahudi menggunakan bahasa Ibrani.

Pakar-pakar bahasa Arab menyatakan, bahwa syaithan (setan) merupakan kata Arab asli yang sudah sangat tua, bahkan bisa jadi lebih tua dari kata-kata serupa yang digunakan oleh selain orang Arab.

Ini dibuktikan dengan adanya sekian kata Arab asli yang dapat dibentuk dengan bentuk kata syaithan. Misalnya (شطط) syathatha, (شاط) syatha, (شوط) syawatha, (شطن) syathana, yang mengandung makna-makna jauh, sesat, berkobar dan terbakar serta ekstrem.

Kata setan tidak terbatas pada manusia dan jin, tetapi juga dapat berarti pelaku sesuatu yang buruk atau tidak menyenangkan, atau sesuatu yang buruk dan tercela. Bukankah setan merupakan lambang kejahatan dan keburukan.

Setan menakut-nakuti manusia dengan kemiskinan, dalam arti, bila manusia bermaksud bersedekah, ada bisikan dalam hati manusia yang dibisikkan oleh setan, “Jangan bersedekah, jangan menyumbang, hartamu akan berkurang, padahal engkau memerlukan harta itu, jika kamu menyumbang, maka kamu akan terpuruk dalam kemiskinan.”

Selain itu, setan juga menyuruh berbuat fahisyah. Fahisyah yang dimaksud adalah segala sesuatu yang dihimpun oleh apa yang dianggap sangat buruk oleh akal sehat, agama, budaya, dan naluri manusia.

Dalam konteks ayat ini termasuk kikir, menyebut-nyebut kebaikan yang diberikan, menyakiti hati pemberi, dan sebagainya. Seorang yang kikir, apalagi yang memiliki kelebihan, kekikirannya membuahkan dengki dan iri hati masyarakat, dan jika ini terjadi maka setan menyuruh dan mendorong masyarakat untuk melakukan beragam kejahatan seperti pencurian, perampokan, pembunuhan dan sebagainya.

Awal mula penyakit ini adalah kekikiran yang melahirkan sifat rakus untuk enggan bernafkah, dan pada gilirannya menjadi lahan yang sangat subur bagi setan untuk mengantar kepada aneka kejahatan.

Ibnu Katsir menekankan bahwa setan memiliki misi untuk menghalangi manusia dari kebaikan. Dalam konteks ayat ini, setan menakut-nakuti manusia dengan kemungkinan kemiskinan jika mereka bersedekah atau berinfak. Setan memengaruhi hati manusia agar mereka berpikir bahwa harta yang dikeluarkan tidak akan tergantikan, sehingga manusia memilih kikir atau enggan berinfak.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button