NUIM HIDAYAT

Ketika Dunia Membutuhkan Khilafah

Di era internet ini masalah satu negara berkelindan dengan masalah negara lainnya. Masalah satu negara harus diselesaikan berbarengan dengan masalah negara lainnya. Para ahli sebuah negara kadang diperlukan di beberapa negara dalam waktu yang hampir bersamaan.

Memang kini sudah ada PBB. Tapi masalahnya PBB tidak mempunyai nilai bersama untuk permasalahan dunia kini. PBB terlihat kelemahannya karena gagal mengatasi masalah perang di Timur Tengah, invasi AS ke Afghanistan dan irak, hingga invasi Rusia ke Ukraina. PBB juga mandul tidak mampu mengatasi moral yang merosot di berbagai negara, angka pengangguran yang tinggi di dunia, LGBT yang merebak di ‘negara-negara maju’, angka kemiskinan yang tinggi di dunia dan lain-lain.

Dunia membutuhkan lembaga lain untuk mengatasi berbagai masalah dunia ini. Dunia memmbutuhkan khilafah Islamiyah ala manhaji nubuwwah. Bukan khilafah ala Umayah atau Abbasiyah. Tapi Khilafah ala Manhaji Nubuwwah. Khilafah yang disinari kenabian.

Sebagaimana Al-Qur’an menyatakan, ”Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS an Nuur 55).

Di ayat ini dijelaskan bahwa suatu saat Islam akan mewarnai atau menguasai dunia. Saat itu dunia yang sebelumnya penuh dengan peperangan dan ketakutan, berubah menjadi dunia yang ceria dan warga dunia menjadi aman Sentosa.

Peristiwa ini mirip dengan kejadian saat nabi Adam dan Siti Hawa pertama kali akan diturunkan ke dunia. Malaikat saat itu khawatir manusia di dunia nanti akan berbuat kerusakan, saling menumpahkan darah atau saling membunuh. Mari kita renungkan surat al Baqarah ayat 30-33:

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”

Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”.

Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”

Ketika meneliti ayat-ayat di atas, maka Prof Jeffry Lang ahli matematika dari Amerika, menyatakan bahwa misi manusia di muka bumi menurut Al-Qur’an adalah untuk memakmurkan bumi (khalifah). Bukan untuk merusak atau saling membunuh. Prof Jeffry yang mualaf itu, terkagum-kagum oleh Al-Qur’an terutama surat al Baqarah ini. Ia mengaku ketika membuka Bibel ia tidak menemukan misi manusia di bumi. Bibel hanya menyatakan misi manusia di bumi adalah untuk menebus dosa. Dalam hidupnya Jeffry mengakui pernah menganut ‘Kristen’ dan kemudian ateis, karena tidak menemukan jawaban yang memuaskan akalnya ketika timbul pertanyaan dalam dirinya, untuk apa aku di dunia ini? Bertemu dengan Al-Qur’an itulah yang membuat masuk Islam. Setiap ada pertanyaan dalam dirinnya, Al-Qur’an selalu menjawabnya. Ketika membaca satu ayat misalnya timbul pertanyaan dalam dirinya, ayat berikutnya menjawabnya. Dan begitu seterusnya.

Rasulullah Saw juga menyatakan, “Dari Abu Hazim dia berkata, “Saya pernah duduk (menjadi murid) Abu Hurairah selama lima tahun, saya pernah mendengar dia menceritakan dari Rasulullah ﷺ, beliau bersabda: “Dahulu Bani Israil selalu dipimpin oleh para Nabi, setiap Nabi meninggal maka akan digantikan oleh Nabi yang lain sesudahnya. Dan sungguh, tidak akan ada Nabi lagi setelahku, namun yang ada adalah para khalifah (kepala pemerintahan) yang mereka akan banyak berbuat dosa.” Para sahabat bertanya, “Apa yang anda perintahkan untuk kami jika itu terjadi?” beliau menjawab: “Tepatilah baiat yang pertama, kemudian yang sesudah itu. Dan penuhilah hak mereka, karena Allah akan meminta pertanggung jawaban mereka tentang pemerintahan mereka.”

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button