Ketika PSI Menuduh Saya Melakukan Plintiran yang Jahat
Nuim Hidayat, Wakil Ketua Majelis Syura Dewan Da’wah Depok.
Pembangunan Masjid Agung Depok di Jalan Margonda Raya kini masih terkendala. Karena Direktur LBH Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Francine Widjojo bersama beberapa wali murid SDN Pondok Cina 1 mengajukan kasus ini ke PTUN Bandung.
Melihat upaya PSI dkk ingin menggagalkan pembangunan Masjid Agung Depok dengan kedok protes pemindahan murid dan guru SDN Pondok Cina 1 itu, saya protes. Saya menulis di suaraislam.id dan kebetulan kemudian republika.co.id mewancarai saya.
Republika.co.id menulis dua artikel dari wawancara saya itu dan kebetulan kemudian cukup banyak pembacanya (mungkin viral).
Baca:
- Ustaz Nuim Hidayat Tuding PSI Ingin Gagalkan Pembangunan Masjid Agung Kota Depok
- Ustaz Nuim Minta Wali Kota Lanjutkan Pembangunan Masjid Agung Kota Depok
Melihat hasil wawancara saya dengan Republika.co.id itu kemudian PSI marah. Lewat akun Twitter resminya DPP PSI membuat tulisan dan video. Inilah pernyataan PSI di Twitternya, 12 Mei 2023:
“Jangan mudah terpengaruh narasi yang dibangun oleh sejumlah orang yang ingin menyeret PSI sebagai anti-Islam dan menentang pembangunan masjid! Salah satu contohnya seperti yang dilakukan Wakil Ketua Majelis Syuro Dewan Dakwah Islamiyah Kota Depok, Nuim Hidayat. Ia menuding PSI dan sejumlah LSM lain yang mendampingi gugatan orang tua murid SDN Pondok Cina 1 sebagai segelintir orang yang tidak menginginkan pembangunan masjid. Ini adalah upaya plintiran fakta yang jahat dan tidak benar!
Faktanya, Wali Kota Depok justru telah berbohong besar dengan mengklaim tidak ada masjid di sepanjang jalan Margonda selama hampir 22 tahun. Padahal, setidaknya ada 8 masjid dan 3 mushola di sepanjang jalan tersebut. Kami tegaskan kembali, Partai Solidaritas Indonesia tidak menentang pembangunan masjid, tapi kami membela hak dan kepentingan para murid dan wali murid yang menolak penggusuran SDN Pondok Cina 1!”
PSI menganggap saya memelintir fakta. Padahal saya menyampaikan fakta yang terjadi. Kalau pemindahan guru dan murid SDN pondok cina 1 ke SDN pondok cina 3 dan 5 gagal, otomatis pembangunan masjid pun gagal.
Kenapa Wali Kota Depok terpaksa melakukan penggusuran SDN pondok cina 1? Karena dana APBD untuk membeli tanah yang kosong di Jalan Margonda tidak ada. Anggarannya terbatas. Walikota Depok dan Gubernur Jawa Barat saat itu sepakat mendirikan masjid agung di lokasi SDN Pondok Cina 1.
Pemindahan guru dan murid SDN pondok cina 1 ke Pondok Cina 3 dan 5 pun berlangsung lancar. Kecuali beberapa wali murid waktu itu yang protes dan kemudian PSI menyambutnya dengan memberikan bantuan hukum ke PTUN Bandung. Yang protes saya lihat tidak ada 10 persennya.
Penggusuran sekolah untuk sesuatu bangunan yang lebih penting itu biasa terjadi. Syaratnya murid dan guru sekolah itu tidak dizalimi. Dalam pembangunan gerbang Candi Borobudur, sebuah sekolah SD harus digusur. (Kompas.com)
Dukungan kepada Wali Kota Depok dalam pembangunan masjid agung ini, tidak hanya dari Dewan Da’wah Depok. Tapi juga dari ormas Persatuan Islam (Persis) Depok dan Muhammadiyah Depok. Dan bila kita mau wawancara tokoh-tokoh Islam Depok dan mungkin mayoritas muslim Depok menginginkannya.
PSI juga tidak jeli. Ia mengatakan bahwa di sepanjang Jalan Margonda ada delapan masjid dan tiga mushalla. PSI hanya melihat di Google. Tidak langsung menyusuri jalan Margonda. Kalau kita telusuri jalan Margonda, maka hanya ada satu masjid kecil di pertigaan sebelum ITC Depok. Tidak ada masjid lain yang persis di jalan Margonda.