Ketua DPR Aceh Minta Pemerintah Perjuangkan Nasib Rohingya
Aceh (SI Online) – Ketua Badan Kehormatan Dewan (BKD) Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Sulaiman SE mendesak Pemerintah Indonesia berkomunikasi dengan Pemerintah Myanmar terkait nasib muslim Rohingya.
Ia meminta pusat tidak diam dan tegas menyuarakan nasib muslim Rohingya dan mengambil peran untuk memperjuangkan secara kemanusiaan di level PBB.
Hal itu disampaikan Sulaiman SE atas kondisi mirisnya muslim Rohingya yang ingin mencari suaka ke negara lain dan akhirnya terdampar di Aceh.
Selaku negara yang sering menerima dan membantu muslim Rohingya yang terdampar, khususnya di Aceh, menurut Sulaiman Indonesia punya kewajiban untuk menyampaikannya kepada dunia.
“Pemerintah Indonesia harus mengambil sikap, kita selaku negara yang paling sering menerima kedatangan suadara-saudara kita karena terdampar, khususnya kita di Aceh. Kondisi miris setiap kali kedatangan mereka seharusnya mengetuk hati kita terutama pemerintah untuk menyuarakan nasib mereka,” kata Sulaiman dikutip dari Serambinews.com, Sabtu (12/1/2023).
Menurut Politisi Partai Aceh ini, memperjuangkan nasib muslim Rohingya tidak hanya cukup dengan mengecam Myanmar yang diskriminatif kepada minoritas Rohingya.
“Harus ada komunikasi, kita bisa mendesak. Negara kita bisa menyuarakan hingga ke level PBB, jangan diam. Menurut saya kita berkewajiban membantu mereka,” katanya.
Apa yang dilakukan masyarakat Aceh selama ini, katanya, harus menjadi contoh dalam membantu sesama atas nama kemanuasiaan.
“Tapi memang tidak juga berlarut-larut terus, masyarakat kita memang siap membantu, juga ada UNHCR, ada IOM. Tapi yang paling penting sekarang adalah desakan kita bersama agar Muslim Rohingya diakui di tanahnya sendiri,” ungkapnya.
Oleh karena itu sudah sepantasnya dunia internasional menyuarakan nasib minoritas muslim Rohingya.
“Sudah sampai mana PBB sendiri menangani persoalan ini. Jika belum, maka negara-negara PBB wajib mempedulikan nasib mereka, jangan ada lagi mereka yang kabur dari negara mereka sendiri,” ujarnya.
Atas nama kemanusian, kata Sulaiman, Indonesia harus mengambil peran dalam persoalan ini.
“Apakah melakukan pembicaraan secara diplomasi dengan Myanmar atau langsung dgn UNHCR, yang pasti masalah saudara kita Rohingya harus ada solusi,” pungkasnya.
Sebelumnya, sebanyak 241 imigran Rohingya terdampar di wilayah pesisir Aceh Besar, mereka kemudian ditempatkan di penampungan UPTD Dinsos Aceh, Jumat (13/1/2023).
Dari total keseluruhan imigran, terdapat 75 perempuan dewasa dan 40 anak-anak.
sumber: serambinews