Ketua FUUI Kiai Athian Ali Dai Kritik Kurikulum Cinta Buatan Menag Nasaruddin Umar

Berdasarkan ayat-ayat tersebut, KH Athian menekankan, meyakini Islam sebagai satu-satunya agama yang benar merupakan prinsip dasar akidah setiap muslim.
“Maka kalau ada seorang muslim yang menyatakan dan meyakini ada agama lain yang benar selain Islam atau menganggap semua agama benar, maka pernyataan tersebut telah mengkufuri dan menentang firman Allah SWT,” tegas KH Athian.
Meskipun demikian, KH Athian menegaskan bahwa keyakinan tersebut tidak berarti bahwa umat Islam tidak dapat bertoleransi dengan pemeluk agama lain. Menurutnya, setiap pemeluk agama pasti juga hanya meyakini kebenaran agamanya , dan itu merupakan hal yang logis dalam konteks keimanan.
“Misalnya umat agama A meyakini bahwa hanya agama A saja yang benar dan agama selain A salah. Dari sisi keimanan, harus seperti itu keyakinan orang yang beragama. Meskipun menurut keyakinan penganut agama lain, agama A itu tidak benar, namun seluruh pengikut agama lainnya harus menghormati hak umat Agama A untuk meyakininya. Dalam Islam, setiap muslim harus menghormati hak kebebasan yang tekah diberikan Allah SWT kepada setiap manusia untuk memilih beriman kepada Allah Swt dan risalah Islam yang diturunkan-Nya, atau mengkufurinya,” jelasnya.
KH Athian menambahkan prinsip logika dan nalar yang sehat , tidak mungkin mengantarkan kepada prinsip semua agama itu benar padahal masing-masing saling bertentangan.
”Yang mutlak benar pasti satu, tidak mungkin lebih satu padahal saling bertentangan satu dengan lainnya. Jika ada lebih dari satu dan masing-masing meyakini benar, maka lebih masuk akal jika semua salah dibanding dengan semua benar. Atau salah satu yang benar dan yang lain salah.Jika ada orang meyakini semua agama itu mengajarkan kebaikan, itu bisa benar. Masalahnya tidak setiap yang baik itu benar, tapi yang benar itu pasti baik, dimana ketika yang dianggap baik itu nyata-nyata bertentangan dengan kebenaran Illahi yang mutlak benar, maka pasti tidak baik dan tidak benar,” paparnya.
Kekhawatiran terbesar yang disampaikan KH Athian adalah bahwa implementasi Kurikulum Cinta dari sisi yang menekankan semua agama itu benar, dapat mengakibatkan generasi yang akan datang akan kehilangan pegangan prinsip dalam beragama.
“Jika Kurikulum Cinta yang akan diajarkan demikian maka dikhawatirkan kedepannya anak-anak akan tidak memiliki pegangan prinsip yang paling mendasar dalam beragama,” jelasnya.
Mengakhiri tanggapannya, KH Athian mengajak para ulama dan umat Islam untuk mengkritisi rencana Kurikulum Cinta ini secara konstruktif.
“Apa itu tujuan dari Kurikulum Cinta ke depannya. Jika dimaksudkan agar setiap anak didik menghormati agama lain, tidak menjelek-jelekkan agama lain, bahwa semua agama mengajarkan kebaikan, tentu kita semua sependapat. Namun mengajarkan semua agama itu benar, mengajarkan kepada anak pola berpikir yang salah dan berpotensi membuat anak didik tidak lagi berpegang kepada prinsip beragama yang benar.” tegasnya.
Perdebatan mengenai Kurikulum Cinta ini mencerminkan dinamika yang kompleks dalam menyeimbangkan nilai-nilai toleransi dengan prinsip-prinsip keimanan dalam konteks pendidikan agama di Indonesia. []
rep: Suwandi