#Selamatkan Al-AqshaNASIONAL

Ketua Pembina JATTI: Hubungan Arab Saudi dan Iran Diharapkan Cetuskan Aliansi Selamatkan Al-Aqsha

Jakarta (SI Online) – Ketua Pembina Jaringan Alumni Timur Tengah (JATTI) KH Muhyiddin Junaidi menyambut baik keputusan Arab Saudi dan Iran melanjutkan hubungan diplomatik yang ditengahi oleh China.

“Kesepakatan yang ditantangani Iran dan Saudi di Beijing untuk normalisasi hubungan kembali dan membangun era baru dengan mengedepankan dialog secara konstruktif harus diapresiasi oleh umat Islam dunia, terutama negara Islam yang tergabung dibawah OIC (Organisasi Kerjasama Islam),” ujar Kiai Muhyiddin melalui pernyataan tertulisnya, Ahad (12/3/2023).

Baca juga: Tujuh Tahun Bermusuhan, Iran-Arab Saudi Akhirnya Berdamai

Menurutnya, negosiator perdamaian baru yaitu Cina telah menyalip peran Amerika dan sekutunya. “Bahkan negara OKI yang biasanya jadi role model perdamaian termasuk Indonesia tak bisa berbuat banyak,” tutur Kiai Muhyiddin.

Ia mengatakan, para inisiator gerakan non blok (GNB) saat ini sudah kehilangan peran kenetralaan mereka. Indonesia sudah begitu patuh kepada kebijakan China, baik politik dan ekonomi.

“Sudah tiba saatnya negara Islam membangun poros baru dengan melibatkan poros China, Rusia, India, Jakarta, Turki, Iran, Pakistan, Mesir, Saudi dan Nigeria. Israel yang semakin jumawa dan arogan karena dukungan US dan sekutunya, harus diamputasi dan dihadang,” jelas Kiai Muhyiddin.

Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu mengatakan, aliansi tersebut sepatutnya dimaksimalkan oleh OIC dan Liga Arab agar meneguhkan peran dunia Islam untuk membebaskan Masjid Al-Aqsha dari cengkeraman Zionis Israel.

“Pengelolaan Al-Aqsha seharusnya dibawa otoritas OIC yang dibentuk 1969 untuk membebaskan Al-Aqsha. Dengan demikian umat Islam bisa dengan mudah berkunjung ke tempat tersuci ketiga dalam Islam,” ungkapnya.

Pihaknya menilai, Gedung Putih yang selalu menggunakan standar ganda dan pro Zionis dalam konflik Arab Israel perlahan akan kehilangan bargaining posisinya di forum dunia.

“Di sisi lain dunia Islam harus merubah sikapnya agar tak mudah diobok-obok negara Adi Daya dengan mengeksploitasi Iran Syiah sebagai sebagai momok yang menakutkan bagi perdamaian dunia. Stereo type negatif yang disematkan kepada negara dan organisasi anti Israel harus segera direhabilitasi,” kata Kiai Muhyiddin.

Ia juga mengingatkan, adanya ketergantungan negara Islam dan keterbelakangan akan menjadi pintu masuk utama bagi negara Adi Daya untuk memaksakan kehendaknya.

red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button