NASIONAL

Ketum PA 212 Ungkap Sejumlah Indikasi Kebangkitan Komunis

Jakarta (SI Online) – Ketua Umum Persaudaraan Alumni (PA) 212 Ustaz Slamet Maarif menyatakan bahwa indikasi kebangkitan komunis semakin menguat.

“Tidak bisa dipungkiri bahwa pasca reformasi 98, indikasi kebangkitan komunis, kebangkitan neo PKI terus menanjak,” kata Slamet dikutip Suara Islam Online, Ahad (4/10) melalui sebuah dialog virtual bertajuk Doa dan Harapan untuk Negeri di Jakarta, Sabtu (3/10).

Slamet menyebutkan adanya indikasi kebangkitan komunis, diantaranya; ada upaya untuk mencabut Tap MPR 65 Tahun ’66, materi sejarah kelam PKI dalam kurikulum pendidikan ditiadakan. “Termasuk sejarah pemberontakan tahun 48 dan 65,” ungkapnya.

Lalu indikasi lainnya yaitu peniadaan film G30 S/PKI, peniadaan Litsus bagi calon pegawai negeri serta TNI dan Polri, munculnya LSM liberal dan kompradaror yang bekerjasama dengan Partai Komunis Cina, kemudian muncul ide penghapusan kolom agama dalam KTP, adanya seminar-seminar untuk membangkitkan semangat perjuangan komunis. “Muncul istilah revolusi mental, lalu adanya upaya-upaya mendesak pemerintah Indonesia agar minta maaf kepada komunis,” kata Slamet.

“Semakin nampak yang kita rasakan adanya pembelokan sejarah bangsa yaitu penetapan Pancasila 1 Juni, ini pembelokan sejarah yang berakibat pembodohan anak bangsa,” tambahnya.

Kemudian, lanjut Slamet, muncul pernyataan pejabat bahwa agama musuh terbesar Pancasila. “Dan yang paling mencolok mata adalah munculnya gagasan merubah Pancasila melalui RUU HIP yang nyata ingin merubah Ketuhanan yang Maha Esa sebagai pondasi Pancasila dan bangsa menjadi Ketuhanan yang kerkebudayaan, mereka juga ingin meringkas Pancasila menjadi Trisila dan Ekasila,” tuturnya.

Terkait RUU HIP (Rancangan Undang-undang Haluan Ideologi Pancasila), menurut Slamet, seharusnya pemerintah tegas terhadap inisiatornya. “Karena itu kita mendesak inisiatornya tetap harus diusut agar tidak ada lagi siapapun dan kelompok manapun yang berani ingin merubah Pancasila,” tegasnya.

Oleh karena itu, Slamet berharap adanya upaya rekonsiliasi untuk menyelamatkan bangsa. “Namun sebelum itu harapan saya Jokowi mundur terlebih dahulu, sekali lagi harapan saya Pak Jokowi mundur dari Presiden RI dan bentuk rekonsilasi untuk menyelamatkan bangsa dan negara,” tandasnya.

red: adhila

Artikel Terkait

Back to top button