KH Said Aqil Siroj: PKI Bukan Bahaya Laten, tapi Radikalisme Terorisme
Jakarta (SI Online) – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siroj menyebut PKI bukanlah bahaya laten. Bahaya laten yang mengancam bangsa Indonesia yang sebenarnya menurut dia adalah radikalisme dan terorisme.
Hal itu diungkapkan Said Aqil dalam webinar tentang radikalisme dan terorisme yang digelar Ikatan Sarjana NU dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Selasa (30/3/2021).
Awalnya, Said Aqil menyinggung kembali peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Gereja Katederal Makassar, pada Ahad (28/3/2021) kemarin.
“Dalam keadaan suasana lagi prihatin menghadapi pandemi COVID-19, sudah agak lama kita tidak mendengar suara bom, kemarin kita dibisingkan lagi dengan bom bunuh diri,” katanya dalam forum webinar tersebut.
Ditambah lagi, kata dia, aparat kepolisan kemarin juga telah berhasil mengamankan dan menangkap pelaku beserta bom peledek aktif yang sudah disiapkan.
Hal itulah yang membuat Anggota Dewan Pengarah BPIP ini berkesimpulan, bahaya laten yang mengancam bangsa Indonesia saat ini adalah terorisme dan radikalisme.
“Mohon maaf saya berani mengatakan, bukan PKI laten kita, tapi radikalisme dan terorisme yang selalu mengancam kita sekarang ini,” kata dia.
Pada bagian lain, kiai yang baru saja diangkat sebagai Komisaris Utama PT KAI (Persero) itu mengatakan, jika memang ingin memberantas teroris, harus dilakukan sejak dari sumber atau bibit munculnya terorisme.
Menurut Said, pada aksi teroris yang terjadi di Makassar kemarin, adalah berasal dari kelompok Jamaah Ansharud Daulah atau JAD. Dimana mereka memiliki pemahaman siapapun yang tidak sependapat dengan mereka halal darahnya untuk dibunuh.
“Kalau JAD ini kita ini semua halal darahnya ini. Kalau tidak sependapat dengan mereka termasuk katanya yang menusuk Pak Wiranto, dan yang ngebom masjid solat jumat di Polresta Cirebon, beberapa tahun yang lalu itu jaringan Ansharuddaulah, Kelanjutan dari jamaah takfir wal hijrah mirip atau pas seperti ISIS yang mereka lakukan,” kata dia.