SIRAHSIRAH NABAWIYAH

Kisah Heroik Perang Badar, Pertolongan Allah Hadir Saat Titik Nadir

Doa yang dipanjatkan Rasulullah Saw sungguh menggetarkan dan bernada genting dimana perang Badar seakan menjadi penentu akhir (titik nadir) apakah agama Islam dapat terus didakwahkan atau hanya berhenti dengan kehancuran Rasulullah Saw dan para Sahabat di perang Badar. Doa ini dipanjatkan berulang-ulang oleh Rasulullah Saw hingga pagi hari

“Ya Allah !!! Kaum Quraisy kini datang dengan segala keangkuhannya, berusaha mendustakan Rasul-Mu. Ya Allah, pertolongan-Mu juga yang Engkau janjikan kepadaku. Ya Allah, jika pasukan Islam ini binasa, tak lagi ada ibadah kepada-Mu di muka bumi”.

Mungkin saja doa Rasulullah Saw ini terasa berlebihan karena pastilah beliau paham bahwa Allah SWT akan menolong Rasul-Nya, tetapi inilah ekspresi mendalam dari hati Rasulullah Saw yang sedang cemas dengan keselamatan sahabatnya yang harus melawan pasukan yang lebih besar dan lebih kuat berlipat-lipat, logika akal sehat mana yang bisa meramalkan kemenangan pasukan yang hanya membawa delapan buah pedang melawan 600 buah persenjataan lengkap milik penduduk kafir Mekkah.

Mungkin belum tampak jelas tergambarkan di benak Rasulullah Saw bagaimana cara Allah SWT bisa menurunkan pertolongannya kepada pasukannya yang kecil dan lemah serta hampir tanpa senjata ini. Sehingga wajarlah Rasulullah Saw menangis sepanjang malam meminta langsung intervensi Allah SWT untuk bisa memenangkan para sahabat agar risalah dakwah Islam dapat terus berlanjut tersebar ke seluruh manusia atau terkubur tragis bersama kematian Rasulullah Saw dan para sahabat di perang Badar tersebut.

Pertolongan Allah SWT akhirnya turun kepada para sahabat di saat-saat menjelang pertempuran akan dimulai, didahului hujan gerimis lembut yang turun pada malam hari membuat tidur pulas seluruh sahabat hingga bangun pagi hari dengan badan yang bugar. Sebaliknya, tempat pasukan kafir Mekkah beristirahat diguyur hujan deras berangin menyebabkan tenda-tenda basah berterbangan dan membuat tanah berlumpur yang menyulitkan pergerakan pasukan kafir Mekkah ke lembah Badar. Tepat pada pagi hari tanggal 17 Ramadhan tahun kedua Hijriah, pertolongan Allah yang paling dinanti akhirnya turun juga.

Rasulullah keluar dari tendanya dan menyemangati para sahabat dengan kabar turunnya pertolongan Allah SWT dan jaminan surga bagi yang terbunuh dalam pertempuran. Sebagian para sahabat ada yang gentar melihat jumlah pasukan Kafir Mekkah yang besar, tetapi Rasulullah Saw membesarkan hati para sahabat dengan berbagai cara. Rasulullah Saw paham betul bahwa inilah perang besar pertama kali yang dilakukan para sahabat untuk membela panji-panji Islam di tengah lemahnya persiapan yang ada, wajarlah jika masih ada yang gugup dan masih timbul rasa takut.

Tetapi ketika para sahabat mengetahui adanya pertolongan Allah SWT berupa pasukan ribuan Malaikat yang dipimpin Jibril AS, para sahabat maju ke medan pertempuran dengan gagah berani. Para sahabat terkejut-kejut melihat leher-leher pasukan kafir Mekkah berterbangan tanpa kelihatan ada yang menebasnya. Sebuah pemandangan yang belum pernah mereka lihat atau dengar di medan pertempuran manapun.

Pasukan malaikat berturut-turut turun dari langit berjumlah hingga 5000 malaikat yang menggunakan tanda kain bulu berwarna putih di kepalanya dengan tugas untuk menebas leher-leher dan ujung-ujung jari pasukan kafir Mekkah. Turunnya ribuan pasukan malaikat ini secara berturut-turut didasarkan pada indikator kesabaran dan ketakwaan pasukan para sahabat Rasulullah Saw. Awalnya Allah SWT hanya menurukan 1000 pasukan malaikat, tetapi seiring bertambahnya kesabaran dan ketakwaan para sahabat dalam pertempuran, seiring itu pula Allah SWT menambahkan jumlah pasukan malaikat menjadi 3000 pasukan dan terus ditambahkan jumlahnya hingga mencapai puncaknya sebanyak 5000 malaikat.

Jumlah pasukan yang sungguh fantastis hanya untuk meluluh lantakkan pasukan kafir Mekkah yang 1000 orang saja apalagi pasukan malaikat tidak mungkin terkalahkan. Sengaja Allah SWT menurunkan pasukan malaikat yang cukup besar dibandingkan jumlah pasukan lawan, sebenarnya hanya sekedar untuk menentramkan hati Rasulullah Saw dan para sahabat yang telah setia bersama Rasulullah Saw berjuang tanpa pernah kenal lelah hingga titik darah penghabisan untuk menolong agama Allah SWT, seperti janji Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Muhammad ayat ke-7. “Hai orang orang yang beriman, siapa yang menolong agama Allah SWT, maka Allah SWT pasti menolong kalian dan meneguhkan kedudukan kalian (menjadi penguasa)”.

Pasukan kafir Mekkah menjadi sangat ketakutan ketika melihat jumlah pasukan para sahabat yang makin membesar. Mereka akhirnya mundur tunggang langgang begitu melihat kelebatan pedang dari ribuan pasukan malaikat yang menebas leher-leher dan jari-jari pasukan kafir Mekkah seperti kilat yang menyambar nyambar. Turunnya pasukan malaikat berturut-turut berdasarkan tingkat kesabaran dan ketakwaan para sahabat merupakan pelajaran penting kepada orang-orang yang beriman, bahwa semakin besar kesabaran dan ketakwaan yang kita miliki dalam perjuangan di jalan Allah SWT, maka semakin besar pula pertolongan yang akan Allah SWT berikan.

Pada akhirnya, para sahabat memenangkan pertempuran badar dengan cepat dan mudah dengan adanya pasukan malaikat tersebut. Tercatat jumlah korban mati dari pasukan kafir Mekkah mencapai hingga 70 orang, ratusan orang luka-luka dan 70 orang menjadi tawanan perang, sedangkan para sahabat yang mati syahid hanya berjumlah 14 orang. Sebuah hasil peperangan yang sungguh spektakuler mengingat kondisi kekuatan yang sangat tidak seimbang.

Sejarah perang Badar telah menunjukkan kepada kita bagaimana pertolongan Allah SWT pasti turun kepada orang-orang yang ikhlas berjuang dan berkorban di jalanNya secara totalitas walaupun jumlahnya sedikit dan berada dalam kondisi lemah. Kondisi yang mustahil untuk menang jika dihitung secara kuantitatif dan logika hitungan matematis tetapi sesuatu yang mudah bagi Allah SWT untuk mewujudkan yang mustahil menjadi kenyataan. Perang Badar juga disebut Yaum Al-Furqan (Hari Pembeda) antara kebenaran dan kebatilan dimana Allah SWT menghinakan kebatilan dengan pasukan kecil yang tak seimbang asalkan mereka ikhlas berjuang dan berkorban di jalan Allah SWT secara total.

Perang Badar mengajarkan kepada kita bahwa tidak mungkin Allah SWT membiarkan kebatilan akan menang terhadap agama Allah SWT. yang diperjuangkan secara ikhlas oleh para pejuangNya hingga titik darah penghabisan/titik nadir. Allah SWT akan menurunkan kemenanganNya ketika para pejuang di jalanNya sudah berikhtiar dan berkorban secara totalitas hingga nyawa dan harta benda menjadi taruhannya dimana terkadang perasaan cemas muncul dari hati-hati para pejuang hingga keluar kalimat lirih dari pikiran atau mulut mereka yang sudah mengalami penderitaan bertubi-tubi (titik nadir) dengan pertanyaan “Ya Allah, kapankah pertolonganMu akan turun?”.

Berkaca dari peristiwa perang Badar 14 Abad yang lalu, di saat titik nadir seperti itulah pertolongan Allah SWT pasti akan turun. Wallahua’alam Bishawwab.

Taufik Hidayat
Direktur CSIL (Centre of Study for Indonesian Leadership)

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button