RIHLAH

Kisah Islamnya Tujuh Keluarga di Dusun Angansari Bangli

Singkat cerita, Mustaqim mengisahkan, keluarga Irasun disebut-sebut punya hubungan kekerabatan dengan orang Sasak yang bermukim di wilayah Tibulaka, Desa Bukit, Karangasem, Bali.

Berdasarkan sumber tersebut, Mustaqim berujar, terungkap sebagian besar warga Dusun Angansari dan sekitarnya adalah keturunan pasukan kerajaan dari Lombok yang ditugaskan berperang ke Bali. Mereka ditugaskan pada 1890-an.

Para pasukan yang sudah tidak berperang ini tinggal di Karangasem. Anak-anak mereka kemudian menyebar ke berbagai daerah dan menikah dengan penduduk setempat yang beragama Hindu. Salah satunya menetap di Dusun Angansari.

“Beberapa keturunan selanjutnya ikut menganut Hindu,” tutur pria berusia 42 tahun itu.

Setelah berembuk panjang, Irasun dan anak cucunya yang seluruhnya berjumlah tujuh keluarga, memutuskan masuk Islam pada 1982.

Prosesi pindah agama pria berusia 60 tahun dan keluarganya itu disaksikan para tokoh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali yang kala itu diketuai KH Habib Adnan.

Irasun, anak, cucu serta keluarga lainnya yang pria, Mustaqim melanjutkan, langsung sunat bersamaan. Bahkan, ada yang mengubah namanya. Misalkan, putra Irasun yang juga ayah Mustaqim, I Wayan Warsa, mengubah namanya menjadi Abdul Ibrahim.

Tujuh keluarga yang baru memeluk Islam itu mulai belajar tata cara shalat dan membaca Al-Qur’an. Mereka dibimbing seorang tokoh agama, Ustaz Miyadi, asal Kintamani.

Menurut Mustaqim, Miyadi berjasa bagi masyarakat muslim Angansari yang telah konsisten membimbing sejak awal warga memeluk Islam. Sebab, keluarga Irasun dan keturunannya perlu menyesuaikan diri.

“Sangat sulit karena yang namanya baru pindah agama, yang dulunya ke Pura, di tengah jalan sudah nggak ikut lagi kegiatan di Pura,” tutur Mustaqim.

Mustaqim sendiri mengaku tidak mengalami proses adaptasi tersebut karena saat itu ia masih anak-anak.

Tantangan lainnya, kata Mustaqim, mereka sempat kesulitan melaksanakan ibadah karena tidak ada masjid di Dusun Angansari. Mereka harus berjalan kaki ke desa terdekat yang memiliki masjid.

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button