Kisah Mengharukan Anggun Pramono, Sarjana STID M Natsir dari Suku Pedalaman Riau
Meskipun demikian kuat tekadnya, Anggun Pramono tetaplah manusia yang lemah. Ia mengaku rendah diri ketika pertama kali menginjakkan kakinya di tanah Jawa untuk melanjutkan sekolahnya di STID M. Natsir.
“Saya insecure sekali, tidak percaya diri jika membandingkan diir dengan teman-teman. Tapi saya bertahan dan hari ini saya berdiri di sini, merampungkan pendidikan saya. Saya bertahan karena mengingat perjuangan orangtua saya,” ujarnya lagi.
“Saya berdoa pada Allah SWT agar senantiasa melembutkan hati kedua orangtua saya agar hidayah sampai pada mereka,” doa yang begitu tulus ia sampaikan untuk orangtuanya di atas podium sambil menangis yang diaminkan oleh para hadirin yang turut terharu.
“Saya sangat bersyukur bisa ada di sini. Tapi saya lebih bersyukur para guru ngaji, para dai Dewan Da’wah telah melakukan kiprahnya ke desa-desa pelosok dan pedalaman sejak dulu. Hingga hidayah juga turut memeluk hati saya, saya berislam dan ada di sini. Jangan remehkan dakwah di pedalaman, sebab saya adalah bukti nyata dari dakwah yang dilakukan para dai di pedalaman,” tutup Anggun. []