SIRAH NABAWIYAH

Kisah yang Terlewat dari Perang Yamamah

Benar saja, Panglima Khalid bin Walid baru bisa menyerang balik di kala letupan semangat para pejuang telah berkobar lagi. Spirit berperang adalah ‘panglima sesungguhnya’ dalam pertempuran. Taktik, strategi dan perlengkapan senjata apapun tiada guna tanpa spirit berperang. Man behind the gun amatlah menentukan.

Waktu Tsabit menggapai syahid, ada seorang prajurit mualaf mengambil baju besinya. Baju pelindung yang biasa dipakai saat perang. Mungkin dalam benaknya, baju perang Tsabit boleh menjadi miliknya. Ternyata hal ini menjadi wasilah kedatangan Tsabit bin Qais di mimpi seseorang mujahid yang ikut bertempur di Yamamah.

Dalam mimpinya, Tsabit berpesan agar kaum Muslimin mengambil baju besinya itu untuk membayar utang. Hal itu nantinya diketahui Khalifah Abu Bakar ash-Shiddiq. Kisah ini direkam abadi di Musnad Ahmad, juga diriwayatkan Thabrani, Al-Ashbahani serta dikutip dalam Siyar A’lam an-Nubala adz-Dzahabi.

Benar saja. Dalam mimpi si mujahid tadi, Tsabit mengabarkan bahwa baju besinya diambil seorang prajurit mualaf yang rumahnya sangat jauh dari medan tempur. Hal ini baru diketahui setelah kemenangan gemilang di Perang Yamamah. Mujahid yang didatangi Tsabit dalam mimpinya langsung melapor kepada Panglima Khalid bin Walid.

Sang “Pedang Allah” langsung mengirimkan utusan agar mengambil baju perangnya dari mualaf tadi. Sesuai dengan pesan Tsabit dalam mimpi baju besi diambil kembali. Lantas hal ini dilaporkan kepada Khalifah Abu Bakar.

Mungkin saja si mualaf tadi belum memahami Islam secara utuh. Jadinya main ambil-ambil barang orang seenaknya, tanpa diketahui pimpinan perang. Di mana seharusnya si mualaf melapor pimpinan jika selesai peperangan. Jika baju perangnya Tsabit dipakai oleh dirinya.

Dalam mimpi yang sempat menghebohkan para prajurit itu, Tsabit sebenarnya hanya ingin membayar utang dari baju besinya tadi.

Khalifah Abu Bakar mengurus semua pesan Tsabit. Mengetahui perihal utangnya dan telah melunaskannya. Ini membuat kita semakin yakin, manusia sehebat Tsabit saja bisa terhalang dari ganjaran Surga jika punya utang. Oleh karena itu, ia ingin agar khalifah Abu Bakar mengetahui perihalnya hingga urusan duniawinya selesai.

Tsabit seorang komandan perang hebat, mujahid senior dan tokoh Anshar. Ia dikaruniai syahid. Ternyata itu semua masih membuatnya ketakutan dengan yang namanya utang. Sampai ia harus mendatangi temannya di dalam mimpi.

Kematiannya mengobar spirit jihad para prajurit.

Di bawah pimpinan Panglima Khalid bin Walid. Tsabit menjadi tokoh kunci pemantik semangat kaum Muslimin hingga berhasil memperoleh kemenangan. Pasukan Musailamah dipukul mundur hingga ke dalam benteng. Pada akhirnya kemenangan berpihak kepada para mujahid. Semua diawali oleh Tsabit, kendati dengan cara yang tak terpikir oleh dunia.

Juru bicara Islam ini membuktikan, kekuatannya dalam berperang tidak kalah dengan kemampuan hujjahnya berkomunikasi lewat lisan. Tak ada lagi orang sepertinya. Tak ada lagi orang-orang yang wafat seperti dirinya. Di mana dunia terperanjat menyaksikan kematiannya. Syahid dengan cara tak biasa.[]

Ilham Martasyabana, Pegiat Sirah Nabawiyah.

Laman sebelumnya 1 2

Artikel Terkait

Back to top button