Komunis Selalu Membonceng
PKI dengan ideologi komunisnya itu selalu tak kentara. Pertumbuhan dan perkembangan kader serta regenerasinya pun tersembunyi.
Makanya, mereka lebih suka keberadaannya disebut latent, sesuatu yang terpendam. Artinya, mereka tak tampak memang suatu pembiaran. Mereka tersandera hukum konstusional TAP MPRS mana ada dipedulikan.
Bahkan, tersembunyi dan terpendam dalam “bunker politic” sekalipun bagi mereka yang terpenting adalah jaminan kenyamanan dan keamanan hidup dan bergerak dinamis berselancar.
Boleh jadi hidup lebih nyaman, aman dan dinamis dari orang biasa kebanyakan. Populisme atau publik. Makanya, dalam ketersembunyian dan keterpendamannya itu, siapa sangka mereka sangat berkuasa.
Jadi, adalah suatu keharusan satu-satunya jalan politiknya yang dipilih mereka untuk berkuasa pun caranya selalu membonceng.
Bayangkan! Analogi membonceng atau menumpang dengan kendaraan apapun terasa yang paling nikmat dan nyaman, ketimbang yang mengemudi, driver leader sibuk dan fokus mengendalikan kendaraan itu agar sampai tujuan.
Ketika kendaraan PDIP sebagai pemenang Pemilu 2014 sebagai tujuan dan berkuasa, mereka membonceng.
Sadar atau tidak sadar, PDIP telah diboncengi. Terlebih, sejarah mencatatnya demi “diplomasi politik euphimisme” dalam kerangka merekonstruksi mewujudkan “kandungan” kebersatuan “Nation State Building” yang digagas dan dibidani Bung Karno dengan kelahiran dan kehadiran Nasakom dalam literasi “Di Bawah Bendera Revolusi”, merek conditio sine quanon secara “de jure” sudah menjadi bagian politik anak bangsa yang beruntung.
Suatu saat “keberuntungan” itu akan terus berulang dan berulang dalam catatan agenda sejarah perjalanan pembentukan kepemimpinan negara dan bangsa negeri ini.
Mereka takkan pernah berhenti dan akan terus-menerus membonceng.
Yang diboncengi pasti dari partai yang berideologi nasionalis yang agak longgar dan adanya perekat kedekatannya dengan mereka. Ketimbang agak dibilang banyak tak bernyali bila yang diboncengi partai agama, partai religiusitas. Terutama, partai Islam.