RESONANSI

Komunis Selalu Membonceng

Justru, sangat ironis mengingat Golkar suatu partai melegenda yang dalam cita-cita revolusioner “sejarah abadi”-nya melalui sang Jenderal Soeharto, sebagai Presiden terlama, adalah sang maestro penggagas penumpasan PKI dengan ideologi komunismenya itu “dalam segala anasir dan praktik politik penyelenggaraan negaranya”.

Jenderal Soeharto selalu bertentangan dan melawan dengan tujuan penghapusan PKI sampai ke akar-akarnya. Negara Pancasila didirikannya meregenerasinya menjadikannya kaum terdidik dan terpelajar tulang punggung melalui pendidikan karakter mempelajari PMP.

Kekuatan proxy Islam pun demikian, keterwakilannya melalui PAN dan PPP sebagai bagian dari kekuatan lain upaya pemblokiran dan pembokladean terhadap ranah penyebaranannya.

Tetapi sayangnya dewasa ini ketiga partai ini sudah menganggapnya komunis bukan lagi musuh ideologis dan biologis. Terlebih, di belakangnya ada kekuatan super power finansial amunisi mumpuni buat mereka: oligarki korporasi konglomerasi.

Dikarenakan sekarang yang lebih utama dari komunisme itu sendiri sesungguhnya, adalah benih unggul ideologis dan biologis ekonomi materialisme yang telah lebih menjadi dasar pikiran kapitalisme sekalipun.

Dan jika poros sentralisasi para oligarki korporasi konglomerasi itu berkiblat ke RRC Tiongkok yang sudah sangat “hazard” komunismenya yang membuat betapa sangat kelimpungan dan tujuh keliling kepusingannya negara lokomotif ekonomi dunia, Amerika Serikat dan konconya negara-negara Eropa yang merasa telah tersaingi. Bahkan, jika terbiarkan terus-menerus bakal ambruk.

Jadi, ketika Jokowi tengah jadi Presiden saja itu bisa diakali oleh kaum kelompok komunitas para kelompok “pembonceng” itu. Bagaimana halnya Jokowi dengan hanya menjadi seorang “King Maker” yang sesungguhnya tidak dan atau bukan seorang pembelajar yang baik dari pengalaman dan sejarah?

Yang jelas, taruhannya —akan sangat gegabah, bisa meringsek, merusak bahkan bisa menghilangkan tidak saja harkat dan martabat bahkan harga diri kedaulatan negara, bangsa serta rakyatnya sendiri.

Betapa ternyata sungguh sangat mengerikan dan berbahayanya “pemboncengan” mereka itu akan mengancam terhadap eksistensi negara dan bangsa ini, bukan? Wallahu a’lam Bishawab.

Mustikasari-Bekasi, 5 Desember 2022.

Dairy Sudarman, adalah pemerhati politik dan kebangsaan.

Laman sebelumnya 1 2 3

Artikel Terkait

Back to top button