Konsisten Perbaiki Diri, Menuju Pribadi Bertakwa

Walaupun bulan Ramadhan sudah pergi meninggalkan kita semua, namun spirit hubungan kita dengan Allah SWT (hablum minallah) tak boleh surut, dan harus terus berlanjut di bulan-bulan berikutnya. Pasalnya, Ramadhan itu momentum melatih umat Muslim agar menjadi pribadi yang bertakwa karena bisa menjadi sekolah kehidupan yang akan melatih umat Muslim lebih disiplin, lebih ikhlas, lebih sabar, saling peduli sesama, serta bisa mengontrol diri menahan hawa nafsu.
Di bulan Syawal ini harusnya kaum Muslim bisa melanjutkan spirit kedekatan kita kepada Allah SWT. Sehingga dalam setiap langkahnya akan selalu berjalan sesuai dengan perintah dan larangan-Nya. Sehingga akan menjadi pribadi yang bertakwa.
Oleh karena itu, bulan Syawal ini harus menjadi menjadi titik refleksi diri yang sangat penting kaum Muslim semuanya, karena sering dimaknai sebagai awal baru melanjutkan semangat ibadah dan perbaikan diri setelah diri ini ditempa dengan ibadah yang dijalankan selama Ramadhan berlangsung.
Namun, memang untuk memperbaiki diri menjadi pribadi yang lebih baik lagi, baik dari masalah ibadah ataupun yang lainnya harus mempunyai niat, alasan, dan tekad yang kuat agar tidak mudah goyah ketika diterpa masalah. Jika tekad kita sudah kuat, maka akan menjadi bahan bakar untuk menyemangati diri sendiri ketika semangatnya mulai goyah atau turun.
Adapun hal-hal yang perlu dilakukan agar senantiasa konsisten dalam memperbaiki diri menjadi pribadi yang bertakwa, di antaranya:
Pertama, niatkan pebaikan diri tersebut untuk mencapai ridha Allah SWT. Mencapai ridha Allah SWT memang itu tujuan akhir kita sebagai seorang Muslim. Maka, yang harus dilakukan untuk mencapai ridha Allah, yakni senantiasa menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya dalam segala hal, baik ibadah, muamalah, pemerintahan, dan lainnya.
Kedua, buatlah kebiasaan-kebiasaan yang baik dan lakukanlah terus menerus sehingga menjadi terbiasa. Dengan membuat kebiasaan yang baik maka aktivitasnya tidak akan marasa berat. Misalnya, biasakan sebelum atau sesudah melaksanakan shalat fardhu lima waktu untuk melakukan yang sunah-sunah juga, biasakan bangun sebelum Subuh untuk melaksanakan tahajud minimal dua rakaat, shalat Dhuha, rajin bersedekah walaupun dengan uang receh, dan lainnya.
Ketiga, buatlah komunitas atau lingkungan yang punya tujuan yang serupa. Lingkungan atau komunitas yang mempunyai tujuan yang sama akan sangat berpengaruh terhadap perbaikan diri, karena individu yang tergabung di dalamnya akan saling mengingatkan jika ada yang melanggar aturan Allah SWT. Apalagi dalam Islam diajarkan untuk saling nasihat menasihati dalam kebaikan.
Sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur’an surah al-Ashr ayat 1-3, “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”
Keempat, evaluasi diri (proses menilai diri sendiri untuk melihat sejauh apa usaha yang telah dilakukan dalam mencapai tujuan). Evaluasi diri ini sangat penting untuk melihat apakah target untuk perbaikan diri ini sudah maksimal ataukah belum, jika masih ada kekurangan maka bisa diperbaiki sehingga hasilnya akan maksimal. Sehingga aktivitas yang dilakukan di hari berikutnya akan lebih baik lagi di hari sebelumnya.
Jika semua itu dilakukan, insyaAllah kita bisa konsisten untuk melakukan perubahan diri menjadi pribadi yang bertakwa yang senantiasa setiap langkahnya hanya selalu ada Allah SWT semata.[]
Siti Aisyah S.Sos, Aktivis Muslimah di Kota Depok.