NUIM HIDAYAT

Merenungi Al-Qur’an (7)

Di pagi yang cerah hari Jumat ini mari kita lanjutkan renungan kita di surat al Baqarah ayat 5. Allah SWT berfirman, ”Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Allah memberi petunjuk orang-orang yang bertaqwa atau orang-orang yang shalih. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang kafir, dhalim, munafik, dan fasik. Renungkanlah ayat Allah,

“Wahai Rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau lakukan, berarti engkau tidak menyampaikan amanatNya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia. Sungguh Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (QS al Maidah 67)

“Apakah (orang-orang) yang memberi minuman kepada orang-orang yang mengerjakan haji dan mengurus Masjidil Haram, kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta berjihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah. Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang zalim.” (QS at Taubah 19)

Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan, satu dengan yang lain adalah (sama), mereka menyuruh yang mungkar dan mencegah yang makruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). Mereka telah melupakan Allah, maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itulah orang-orang yang fasik.” (QS at Taubah 67).

“Allah menjanjikan orang-orang munafik laki-laki dan perempuan serta orang-orang kafir dengan neraka jahanam. Cukuplah (neraka) itu bagi mereka. Allah melaknat mereka dan mereka mendapat azab yang kekal.” (QS at Taubah 68)

“…Bertakwalah kepada Allah dan dengarkanlah (perintahNya). Dan Allah tidak memberi petunjuk pada orang-orang yang fasik.” (QS al Maidah 108)

Petunjuk Allah itu mahal, ia hanya diberikan kepada orang-orang yang bertakwa. Orang yang mendapat petunjuk maka ia menjadi orang yang beruntung (sukses/berbahagia).

Ukuran sukses atau kebahagiaan dalam Islam, bukanlah dilihat dari banyaknya harta, tingginya pangkat atau jabatan, banyaknya anak buah dan lain-lain, tapi diukur dari seberapa tinggi orang itu bertakwa. Makin tinggi ketakwaannya makin sukses orang itu. Makin tidak bertakwa orang itu, makin rugi (sengsara) dia. Baik di dunia maupun akhirat.

Orang-orang yang bertakwa ini tanda-tandanya banyak dalam al Quran. Mari kita simak tanda-tandanya dalam surat Ali Imran ayat 133-136,

“Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal.” (QS Ali Imran 133-136)

Juga dalam surat al Mu’minun ayat 1-11, “Sungguh beruntung/berbahagia orang-orang mukmin, (Yaitu) orang-orang yang menjalankan shalatnya dengan khusyu’. Dan orang-orang yang menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak berguna. Dan orang-orang yang menunaikan zakatnya. Dan orang-orang yang menjaga alat kelaminnya. Kecuali kepada istri-istri mereka atau budak yang mereka miliki. Maka sesungguhnya mereka itu tidak tercela. Dan orang-orang yang memelihara amanat dan janjinya. Dan orang-orang yang memelihara shalatnya. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi. Yang akan mewarisi (surga) Firdaus. Mereka kekal di dalamnya.” (QS al Mukminun 1-11)

1 2 3 4Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button