OPINI

Kontroversi Nasi

“Beras lima kilogram satu karung, sarden dua kaleng kecil, minyak goreng satu pouch, biskuit dua bungkus, masker kain dua item, sabun mandi dua batang,” kata Ketua II Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 DKI Jakarta Catur Laswanto dalam keterangan pers, Jumat (10/4/2020).

Tidak hanya itu, bantuan-bantuan dari individu maupun organisasi dan swadaya masyarakat juga terus mengalir di tengah warga. Gerakan saling bantu, tenggang rasa terhadap sesama menjadi pemandangan yang indah di tengah situasi wabah yang mencekam. Akan tetapi, adab terhadap tangan yang menengadah perlu tetap dilakukan.

Islam Mengatur Tata Cara Memberi

Memberi bantuan pada manusia yang membutuhkan merupakan perbuatan yang terpuji. Hal ini akan mempererat silah ukhuwah dan persahabatan di antara sesama. Islam memberi tuntunan agar kita memberi dengan cara yang ma’ruf, sebagaimana firman Allah dalam Alquran surah Al-Baqarah ayat 225, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kau menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima).”

Memberi nama hewan anjing pada nasi bungkus yang diberikan kepada orang muslim dirasakan sebagai bentuk penghinaan, sebab pada hewan yang satu ini terdapat najis pada air liurnya. Hal ini diqiyaskan saat Rasulullah meminta mencuci wadah yang terkena jilatan anjing dengan tujuh kali cucian, satu di antaranya menggunakan tanah.

Oleh karenanya, perlu berhati-hati saat memberi. Tanpa adab, tujuan berbuat baik tidak akan tercapai. Alih-alih bersatu melawan pandemi, namun malah meresahkan warga. Kontroversipun akhirnya tidak mampu lagi dielakkan.

Kembali pada ajaran Islam, menjadikan manusia beraktivitas sesuai petunjuk Allah Subhaanahu wa ta’ala dan teladan Rasulullah shollallaahu alaihi wassalam. Keutamaan memberi hadiah, yaitu untuk tujuan kebaikan akan tercapai ketika adab juga ditegakkan. Pada akhirnya akan terjalin persatuan dan kesatuan di tengah umat.

Sebagaimana Rasulullah saw bersabda yang artinya “Saling memberi hadiahlah, tentu kalian akan saling mencintai.” (Hadits hasan riwayat Al Bukhari di dalam Al Adab Al Mufrid dan Abu Ya’la).

Lulu Nugroho
Muslimah WCWH Cirebon

Laman sebelumnya 1 2
Back to top button