DAERAH

Korban Gempa Maluku Masih Butuh Bantuan

Ambon (SI Online) – Sekitar 17 ribu jiwa pengungsi memenuhi jalan sepanjang tiga kilometer di penghujung Selatan Negeri Liang, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah. Mereka tinggal di tenda-tenda biru, berserak sejak di pinggir jalan hingga ngumpet di perbukitan.

Pada hari-hari pertama di pengungsian akibat gempa 6,2 SR pada 26 September lalu, bantuan dari LSM dan LAZ masih berbondong-bondong datang.

“Bantuan banyak sekali waktu itu, terutama mie instan dan air gelas,” kata Fauzan, warga Liang, saat ditemui Tim Laznas Dean Da’wah, Selasa (15/10/2019).

Namun, belakangan, bantuan menyusut drastis. Relawan banyak berkurang. Padahal, masa tanggap darurat diperpanjang.

Gempa susulan masih sering menderu. Pengungsi takut dan trauma. Bahkan keluarga yang rumahnya rusak ringanpun, masih ogah pulang.

Bertahan di tenda darurat yang mulai compang-camping, pengungsi hidup dalam kondisi nelangsa. Bahkan empat bal pakaian bekas yang dibawa relawan posko Al Anshor yang terdiri Ponpes Al Anshor, LAZNAS Dewan Dakwah, dan ARM HA-IPB, ludes dalam sekejap. Pun demikian dengan telur dan deterjen, serta balon ARM HA-IPB.

Namun, Ny Fatma masih terlewatkan. Ia salah satu dari 40 keluarga pengungsi di Dusun Warhahai. Lantaran posisi pengungsian di ujung jalan, Ny Fatma mengaku selama ini sedikit atau bahkan tidak kebagian logistik bantuan.

“Bantuan su habis di depan sana, beta tak ada dibagi,” katanya sambil tersenyum saat ditemui Selasa lalu.

Selain logistik, pengungsi Warhahai juga sangat butuh air bersih. Terutama buat wudhu. “Air kami harus turun ke sungai, jalan dua kilometer,” terangnya.

red: farah abdillah

Artikel Terkait

Back to top button