OPINI

Korelasi Korupsi Tambang Minerba dengan Korupsi Suara Pilpres 2024

PT. Timah Tbk bagian dari BUMN yang memiliki kewenangan, khususnya terhadap pengendalian konsesi tambang timah di Indonesia masih kecolongan juga.

Jumlahnya gak kira-kira gedenya. Dikorupsi banyak orang kesohor dan pesohor butterfly glamor semacam Madame Helena Lee dan Mafioso bertampang melankoli Harvey Moeis serta institusi perusahaan-perusahaan swasta raksasa domestik. Akibatnya, negara sendiri dirugikan Rp271 T.

Pertanyaaannya, itu hanya sebagian kecilkah?

Berapa jumlah korupsi telah dan akan dikeruk dirampok lagi?

Jika kali ini dilakukan oleh para penguasa negara dan jabatan menteri ini?

Bisa jadi telah mencapai puluhan ribu triliun setelah sekian lama mereka beroperasi menambang?

Terlebih-lebih, ketika tanpa adanya BUMN yang memegang pengendalian konsensi atas barang tambang lainnya, selain timah, seperti: nikel, kobalt, uranium, tembaga, bauksit, batubara, pasir besi, emas, dsb?

Masing-masing dieksplorasi dan dieksploitasi dengan dikapitalisasi secara lebih bebas dan begitu liberalnya dikuasai oleh perusahaan-perusahaan swasta domestik milik pejabat negara ini yang berkorelasi dengan aseng itu?

Meski ada UU Tambang dan Minerba yang nyatanya semakin dicuekin, seolah tak dilanggar.

Tetapi yang digunakan, adalah aturan pragmatis praktis berupa kewenangan pengendalian konsensi itu hanya dipegang dan ditentukan oleh keputusan kementerian terkait antara: Marinves, BKPM, BUMN dan Perekonomian.

Komposisi yang berbau anyir nepotis dan kolusis yang sangat menyengat ini sudah pasti berada dalam naungan dan perlindungan ketiak kekuasaan rezim Presiden Jokowi.

Yang sudah sepantasnyalah disebut dalam laporan majalah investigatif Tempo sebagai “Kabinet Penguasa-Pengusaha”.
Dan bakul semua bisnis mereka seragam di bidang tambang dan minerba.

Memang mereka pembantu-pembantu Presiden di Istana yang paling menjadi andalan, penting dan strategis di bidang yang akan diharapkan mampu meningkatkan pendapatan negara.

Tetapi apa lacur karena mereka memang pelacur picisan licik dan culas. Masalahnya, menjadi andalan, penting dan strategis buat siapa?

Tiada lain buat segelintir dan kelompoknya sendiri-sendiri yang disebut the oligarchy ini. Sudah bukan rahasia lagi dimiliki mereka: LBP pemilik PT. Toba Sejahtera dengan pelbagai holding dan anak perusahaannya lainnya menguasai eksploitasi dan eksplorasi bahan tambang minerba.

1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button