NASIONAL

Kyai Ma’ruf Jadi Cawapres, Menggembirakan Sekaligus Menggelisahkan Warga NU

Jakarta (SI Online) – Pengamat politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam menilai dipilihnya Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin sebagai cawapres Jokowi menggembirakan sekaligus menggelisahkan bagi warga Nahdliyin.

Di satu sisi, kata Umam, posisi Kyai Ma’ruf akan memberikan banyak manfaat politik dan logistik bagi sel-sel politik NU. Di sisi lain NU dinilai tidak netral.

“Manuver-manuver politik saat ini mengindikasikan bahwa partai-partai berbasis NU telah secara vulgar memanfaatkan kelembagaan NU sebagai alat deal-deal politik praktis yang bertentangan dengan spirit Khittah 1984,” kata Umam di di Jakarta, Jumat 10 Agustus 2018 seperti dilansir ANTARA.

Menanggapi dilema itu, tambah Umam, wajar jika mantan Rais Aam PBNU KH Mustofa Bisri bersikap tegas untuk meminta KH Ma’ruf Amin segera turun dari posisi Rois Aam PBNU.

“Hal ini berpotensi akan merepotkan NU mengingat masuknya Kiai Ma’ruf ke politik praktis akan memaksa NU untuk selalu pasang badan menghadapi serangan-serangan terhadap individu Kyai Ma’ruf,” katanya.

Menurut dia, Kyai Ma’ruf Amin berpotensi diserang dengan isu gratifikasi dan jual beli sertifikasi halal, khususnya terkait impor daging sapi yang sempat menguap sejak diangkat dalam pemberitaan majalah Tempo.

“Karena itu wajar jika banyak yang menyayangkan bahwa Kyai Ma’ruf yang telah menjadi begawan bangsa, justru bersedia banting setir memasuki ruang politik praktis,” kata doktor ilmu politik dari School of Political Science & International Studies, University of Queensland, Australia itu.

Hegemoni Cak Imin di PKB

Sementara terkait penolakan PKB terhadap Mahfud MD sebagai cawapres Jokowi, Umam melihat hal itu sebagai langkah antisipasi untuk hegemoni politik Muhaimin Iskandar dalam struktur PKB.

“Masuknya Kyai Ma’ruf Amin dapat dilihat sebagai kepiawaian politik Muhaimin Iskandar untuk menjaga soliditas kekuatan politiknya di internal PKB,” kata Umam.

Menurut dia, masuknya Mahfud MD yang sangat dekat dengan keluarga Gus Dur di posisi cawapres berpotensi membuka celah bagi masuknya keturunan Gus Dur untuk kembali membangun basis politik di internal PKB.

“Untuk bersiap melakukan kudeta politik yang berpotensi menghancurkan hegemoni politik Cak Imin di PKB,” kata dia.

sumber: ANTARA

Artikel Terkait

Back to top button