REMAJA

Liburan Sekolah Berlalu, Ketaatan Tetap ‘On’ Selalu!

Masa liburan telah terlewati selama kurang lebih dua pekan lamanya. Di beberapa sekolah sudah ada yang lebih dulu masuk dan memulai dengan kegiatan pengenalan siswa baru dan persiapan pembelajaran pada semester ganjil.

Setelah merasakan momentum liburan yang cukup lama dengan berbagai kesannya, tidak menutup kemungkinan sebagian dari kita merasakan berat untuk memulai aktivitas kembali. Ada masa transisi yang harus dilewati dari suasana liburan menuju aktivitas pasca liburan. Sehingga membutuhkan adaptasi dan kebiasaan baru lagi untuk memulainya.

Namun, jika selama liburan lalu kita lebih banyak menyibukkan diri pada aktivitas dan kebiasaan yang baik maka pasca liburan aktivitas itu tidak akan sulit untuk dimulai kembali. Pertanyaannya, bagaimana kita mengisi aktivitas selama liburan? Sudahkah aktivitas liburan penuh makna dan manfaat?

Dari Abu Hurairah ra., ia berkata bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Di antara kebaikan Islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR Tirmidzi no. 2317; Ibnu Majah no. 3976).

Dalam hal ini orangtua juga ikut peran dalam mendampingi anak-anak selama liburan. Membuat remaja paham Islam dan bertingkah laku sesuai ajaran Islam tidak selalu dengan cara duduk mendengarkan ceramah guru agama. Namun, orang tua bisa menjelaskan dan mempraktikkannya langsung bersama anak remaja mereka. Rekreasi keluarga ke pantai atau ke gunung dan menikmati pemandangan alam lainnya, juga bisa menjadi momentum penguatan keimanan remaja. Mengajak mereka memperhatikan dan merenungkan keteraturan alam serta berbagai kejadian alam.

Selama liburan, sudah seharusnya banyak dimanfaatkan anak-anak bersama keluarganya. Tidak hanya berlama-lama dengan gadget atau rebahannya. Banyak pelajaran dan agenda menyenangkan yang dapat dilakukan untuk menambah ketaatan mereka. Dengan merutinkan shalat Dhuha bersama, sharing bersama di taman, membaca Al-Qur’an, shalat berjamaah atau membuat perencanaan selama liburan untuk menambah amunisi saat beraktivitas kembali.

Terlebih, momen liburan menjadi kesempatan untuk menguatkan bonding orang tua dan anak, juga mentransfer nilai-nilai Islam ideologis kepada anak. Dengan demikian, anak belajar tidak hanya untuk menjadi pintar dan berprestasi di atas kertas. Juga tidak berhenti hanya agar memiliki banyak hafalan Al-Qur’an dan hadis. Merutinkan aktivitas yang bermanfaat akan menjadikan habit bagi anak untuk terus melakukannya.

Membentuk pola anak yang baik juga tidak hanya dibutuhkan peran keluarga, tetapi juga perlu dukungan dari masyarakat dan negara. Perlu adanya kontrol masyarakat untuk terus menjaga keimanan dan ketakwaan anak. Dibutuhkan circle atau lingkungan yang baik untuk menumbuhkan pribadi yang baik juga. Orangtua perlu memfilter apa yang diperoleh anak dari luar agar akidahnya tetap terjaga.

Tidak kalah pentingnya peran negara untuk senantiasa mengontrol tontonan ataupun tayangan yang dapat merusak akidah anak. Dengan begitu, mereka akan selalu berada dalam ketakwaan yang terus menerus. Maka dalam hal ini dibutuhkan peran keluarga, masyarakat, dan negara untuk terus mengistiqomahkan keimanan dan ketakwaan bagi anak-anak. Wallahu’alam. []

Novriyani, M.Pd., Praktisi Pendidikan

Artikel Terkait

Back to top button