Makna Qital dalam Al-Qur’an (3)
Ayat di atas diakhiri dengan sifat Allah Yang Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Hal itu menunjukkan mungkin diantara wanita-wanita itu ada yang tadinya berbuat kriminal dan kemudian mereka bertaubat. Dalam Islam (beda dengan Barat) zina termasuk tindakan kriminal.
11. Al Anfaal 30
“Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya.”
Ayat ini bagus sekali menggambarkan bagaimana perilaku orang-orang kafir terhadap tokoh-tokoh Islam. Perilaku mereka tiga : menangkap, memenjarakan atau membunuhnya. Dalam sejarah kita lihat misalnya, ulama besar Mesir Sayid Qutb ditangkap, dipenjara dan dibunuh. Pendiri Gerakan Islam terbesar di dunia, Hasan al Bana dibunuh. Tokoh Mujahidin Afghanistan, Abdullah Azzam dibunuh.
Kini kita lihat di tanah air, tokoh Islam Habib Rizieq organisasinya dibubarkan, ditangkap dan dipenjara. Kenapa tokoh-tokoh Islam mengalami seperti itu? Ya karena kaum kafir fikirannya dunia belaka. Mereka dengki terhadap Islam. Mereka tidak mau kekuasaannya di dunia hilang. Kekuasaan di dunia adalah kenikmatan yang tertinggi bagi kaum kafir. Apapun dilakukannya asal kekuasaan diperoleh.
Tapi lihatlah cara kaum kafir meraih kekuasaan. Di Cina puluhan juta orang dibunuh, di Rusia jutaan orang dihabisi, di Irak jutaan orang di Babat, di Afghanstan ratusan ribu orang dibantai dan seterusnya.
Bila bukan kekuasaan, apa kenikmatan tertinggi bagi seorang Muslim? Ibadah kepada Allah. Ya kaum Muslim merasakan, kenikmatan yang tertinggi, karena ibadah kepada Allah. Shalat, puasa, zakat, haji, nikah, jihad dan lain-lain diniatkan untuk ibadah kepada Allah. Rasulullah menyatakan bahwa kaum Muslim menyebarkan damai dengan sesama manusia. Maka lihatlah minimal 10 kali dalam sehari seorang Muslim mengucapkan damai kepada sesamanya. Yaitu ketika selesai shalat mengucapkan Assalamualaikum Warahmatullah (salam sejahtera bagi anda semua dan rahmat Allah untuk anda semua).
Ayat di atas diakhiri dengan Allah sebaik-baik pembalas tipu daya. Ya rekayasa bagaimanapun hebatnya kaum kafir terhadap Islam, Allah Yang Maha segalanya tidak mungkin dikalahkan. Lihatlah dulu ketika pasukan Jengis Khan membantai kaum Muslim dan menguasai Irak, akhirnya keturunan Jengis Khan memeluk Islam. Pasukan Rusia puluhan tahun ingin menaklukkan Afghanistan, tapi akhirnya takluk, mengundurkan diri dan menyerah. Begitu juga pasukan Amerika akhirnya mundur dari Afghan. Kita yakin tidak lama juga pasukan Amerika akan mundur dari Irak.
Ratusan tahun Belanda menjajah bumi Nusantara. Akhirnya mereka juga takluk dan mundur. Kalau kita ingat kisah pahlawan Diponegoro, bagaimana Belanda melakukan tipu muslihat dan kemudian menangkapnya serta mengasingkannya ke Sulawesi dan pahlawan besar itu akhirnya syahid di sana.
Belanda bukan hanya mundur dari Belanda. Bahasa Belanda yang dulu diajarkan di sekolah-sekolah pun lenyap. Digantikan dengan bahasa Melayu yang banyak diwarnai Islam.
Jadi bila bangsa Indonesia mau menjadi bangsa yang besar harus kembali ke jatidirinya, yaitu Islam. Dan yang menjadi pemimpin adalah seorang Muslim yang memahami sejarah umat Islam Indonesia, mempunyai jiwa zuhud dan mau berkorban untuk keadilan dan kemakmuran di tanah air.
Bukan pemimpin yang menjadi boneka kaum kafir dan memusuhi tokoh-tokoh Islam. Kepemimpinan boneka, menjadikan tanah air kita menderita, ruwet, banyak utang dan memusuhi mayoritas rakyat sendiri. Wallahu azizun hakim.