INTERNASIONAL

Mantan Menteri Mesir: Kudeta Terhadap Mursi Hancurkan Impian Rakyat

Mesir (SI Online) – Mantan Menteri Informasi Mesir, Salah Abdulmaksud, mengatakan kudeta militer telah menghancurkan impian rakyat Mesir untuk menjadi negara yang independen.

Abdulmaksud adalah anggota kabinet pemerintahan presiden Mesir terpilih pertama secara demokratis Mohammad Mursi, yang diberhentikan dengan kudeta militer.

Kudeta terhadap Mursi sama saja mengabaikan kehendak rakyat Mesir yang dimenangkan dalam revolusi 25 Januari 2011 untuk melindungi martabat rakyat serta menegakkan keadilan sosial, negara yang demokratis dan independen.

“Kudeta adalah konspirasi melawan rakyat Mesir. Militer menangkap puluhan ribu politisi yang membela Presiden Mursi. Mereka menculik presiden terpilih dan memenjarakannya, merampas hak-hak hukumnya, melarang kunjungan keluarga dan pengobatannya,” tutur dia.

Abdulmaksud mengungkapkan perilaku rezim kudeta ini membunuh Mursi secara perlahan dan menyebabkan gugurnya Mursi di ruang sidang pada 17 Juni.

Mursi sedang mencoba untuk membangun negara demokratis yang baru dan beradab bagi rakyat Mesir agar rakyatnya dapat menjalani kehidupan yang bebas dan terhormat, tutur dia.

“Mursi bekerja untuk kemerdekaan Mesir”

Abdulmaksud menekankan bahwa Mursi menginginkan Mesir menjadi negara yang menerapkan keadilan kepada rakyatnnya dan memberikan hukum dan kesetaraan antar-warga.

“Presiden Mursi menolak untuk duduk di istana, dia bersikeras untuk tetap tinggal dengan keluarganya di apartemen sewaannya. Dia bahkan tidak mengambil sepeser pun dari harta rakyat, bahkan menyumbangkan gaji bulanannya,” sebut dia.

Terkait peran media Mesir dalam proses kudeta, Abdulmaksud mengatakan pers swasta di era Mursi menentang demokrasi dan dikendalikan oleh kekuatan anti-revolusi.

“Pers swasta (terutama saluran televisi) dikuasai oleh pasukan rezim lama atau badan intelijen dan perusahaan militer, atau negara-negara Teluk pemberi dukungan finansial, khususnya Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi,” tutur dia.

“Kami mengetahui bahwa UEA dan Arab Saudi dan pendukung rezim Mubarak menyumbang sekitar USD1 miliar kepada televisi swasta untuk menyerang dan mendistorsi Presiden Mursi.”

“Selama masa Presiden Mursi, pers mengalami era kebebasan yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi mereka menggunakan kebebasan ini untuk melakukan kudeta militer terhadap Presiden,” ujar dia.

Abdulmaksud menuturkan dirinya percaya bahwa suatu hari masyarakat Mesir akan menuntut pertanggung jawaban kepada mereka yang melakukan kudeta terhadap Presiden Mursi.

“Saya percaya bahwa dengan izin Allah, nasib rakyat Mesir akan lebih baik lagi,” tukas dia.

sumber : anadolu

Artikel Terkait

Back to top button