Mati Sia-Sia atau Mati Bernilai?
Sesekali kita bahas soal kematian. Perlu dan bagus dibicarakan.
Mati itu pasti. Sudah miliaran orang mati sejak Nabi Adam diturunkan. Tak mungkin kita tidak mati sementara ratusan juta orang lain mati.
Sekarang, yang penting dipersoalkan adalah apakah Anda akan mati sia-sia di hadapan Allah atau bernilai tinggi?
Allah sudah turunkan “juklak” dan “juknis” tentang kematian yang sia-sia dan kematian yang bernilai. Tinggal pilih. Allah beri akal dan kebebasan untuk memilih.
Tapi ingat! Time is running out. Tidak banyak waktu yang tersisa meskipun Anda masih berumur 25 atau 35. Konon pula 65.
Termasuk mati sia-sia adalah ketika Anda memiliki posisi kuat, kekuasaan dan kemampuan untuk melawan kezaliman, tetapi Anda biarkan saja. Sampai akhirnya Anda mati di tempat tidur atau di ruang ICU.
Anda memilih untuk membiarkan kezaliman. Sebab, melawan kezaliman bisa menimbulkan kesengsaraan. Padahal, Allah SWT akan menggantikan kesengsaraan sebentar dan sedikit itu dengan kebahagiaan yang tak berbatas.
Sayang sekali, Anda memilih untuk tinggal bertetangga dengan orang-orang zalim pada saat penyesalan di sana tak lagi dihitung sebagai tobat.[]
Asyari Usman, Penulis adalah wartawan senior.
sumber: facebook asyari usman