OPINI

Media itu Anjing Penjaga, Bukan Pujangga Istana

Kompas terus tumbuh menjadi kelompok usaha besar karena pilihan kebijakan redaksinya. Indonesianis Benedict Anderson menyebut Kompas sebagai “Koran Orde Baru yang Sempurna.” (Sen, Hill : 1995).

Jurnalisme meliuk, dengan swasensor (self censorship) yang ketat. Slaman, slumun, slamet, kata orang Jawa.

Para pemilik media ini lupa, saat ini stakeholder media yang terpenting itu bukan lagi penguasa. Tapi pembaca yang berdaya dan sudah tercerahkan.

Kompromi-kompromi politik para pemilik media dan penguasa saat ini diimbangi oleh munculnya media non-mainstream, dan menguatnya media sosial.

Banyak muncul wartawan maupun penulis yang tetap menjunjung tinggi, kredo media sebagai anjing penjaga. Mereka memanfaatkan fenomena media non arus utama dan medsos sebagai bentuk perlawanan terhadap penguasa dan media pendukungnya.

DR Syahganda Nainggolan, aktivis dari ITB yang keluar masuk penjara di masa Orde Baru menyebut mereka sebagai “orang-orang Merdeka.”

Fenomena munculnya media maupun penulis alternatif ini tidak bisa dipandang remeh oleh media mainstream maupun penguasa. Sebuah survei yang digelar oleh Daily Media, menunjukkan jumlah pengguna media sosial kian membesar, sementara media konvensional, terutama media cetak, kian ditinggalkan. end

Hersubeno Arief
Wartawan senior

Sumber: Hersubenoarief.com

Laman sebelumnya 1 2 3 4

Artikel Terkait

Back to top button