AKHLAK

Membangun Masyarakat Muslim melalui Tazkiyah

Di antara akhlak masyarakat tersebut ada beberapa macam yang dibutuhkan oleh seorang pendakwah Islam, yaitu:

  • Memberi nasihat. Mencegah kemunkaran dalam masyarakat memiliki beberapa tingkatan, yaitu:
  • Tingkatan tertinggi, ialah mengubah kemunkaran dengan tangah. Yakni, menyingkirkannya. Ini hanya sedikit yang mampu melakukannya.
  • Tingkatan terendah, ialah mencela keburukan dengan hati. Ini hanya orang yang tidak berdaya dann terpaksa yang mampu melakukannya.
  • Tingkatan tengah, ia mencela keburukan dengan lidah. Ini dilakukan dalam bentuk nasihat. Dan ini adalah salah satu sikap penting yang harus dimiliki oleh seorang pendakwah Islam.
  • Melayani masyarakat. Seorang pendakwa sejati tidak hanya memberikan nasihat dan ceramah-ceramah, tetapi juga ia adalah seseorang yang merasakan perasaan orang lain dan melayani mereka tanpa pamrih dan pilih kasih. Dala, konteks ini, kisah Rasulullah Muhammad Saw. dengan seorang Badui yang datang ke Makkah, di mana ia memiliki hak atas Abu Jahal, tetapi Abu Jahal mengingkarinya. Lalu, orang Badui itu meminta bantuan kepada Rasulullah Saw.. Beliau pun membantunya hingga Abu Jahal menunaikan kewajibannya atas orang Badui itu. Kisah ini dapat menjadi bukti bahwa seorang pendakwah harus memiliki akhlak melayani masyarakat tanpa pamrih dan pilih kasih.
  • Mempelajari adab berselisih pendapat, prinsip-prinsip dialog dan diskusi. Kisah Usamah bin Zaid yang ditegur oleh Rasulullah Saw. saat ia membunuh seorang musyrik dapay menjadi dalil untuk akhlak ini. Kisah itu adalah Usamah bin Zaid membunuh seorang musyrik setelah ia menyatakan keislamannya dan berkata: laa ilaaha illallah (tiada tuhan selain Allah). Rasulullah Saw. menegurnya atas tindakan tersebut dan berkata: “apakah kamu telah membunuhnya setelah ia mengucapkan laa ilaaha illallah (tiada tuhan selain Allah)?”. Usamah menjawab: “wahai Rasulullah, ia mengatakannya karena takut pada pedangku. Maka Rasulullah Saw. menjawab: “apakah kamu membelah dadanya?”. Jadi, meskipun semua tampak menunjukkan bahwa dia mengatakan laa ilaaha illallah (tiada tuhan selain Allah) karena takut dibunuh, Allah tidak mengizinkan kita menunduh (tanpa alasan yang jelas).

Tujuan dari tazkiyah adalah kesuksesan dan kebahagiannya di akhirat, sebagaimana firman Allah:

قَدْ أَفْلَحَ مَن زَكَّىٰهَا ٩ وَقَدْ خَابَ مَن دَسَّىٰهَا ١٠

Sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu), dan sungguh rugi orang yang mengotorinya. (QS. Al-Syams [91]: 9-8)

Tazkiyah memilih peran yang besar dalam gerakan Islam. Tujuan pertama gerakan Islam adalahh membangun pribadi muslim. Ini hanya dapat terwujud dengan tazkiyah. Tazkiyah yang dilakukan oleh seorang pendakwah Islam akan menjadikannya lebih aktif dan semangat dalam pekerjaannya. Sementara itu, hidup dan aktifnya gerakan Islam adalah hidup dan aktifnya individu-individunya.

Tujuan kedua dari gerakan Islam adalah membangun masyarakat muslim. Hal ini hanya dapat diwujudkan jika akhlak masyarakat Islam berlaku. Dan ini hanya dapat diwujudkan oleh individu-individu muslim.

Ketika gerakan Islam menyajikan kepada masyarakat gambaran nyata tentang masyarakat Islam yang diserukannya, yang didalamnya terkandung makna sikap kasih sayang, toleransi, kerjasama, kerendahan hati, dan lain sebagainya, maka masyarakat zaman sekarang akan mendapat serta memiliki pengaruh yang besar dari ceramah-ceramah dan nasihat-nasihat yang diberikan.

Penutup

Jiwa manusia merupakan pusat hakikat dan tanggung jawabnya sebagai khalifah di bumi, sebagaimana diamanatkan  oleh Allah SWT Perjalanan jiwa iini selalu berada di persimpangan tiga panggilan, yaitu panggilan fitrah, hawa nafsu, dan pengaruh lingkungan. Tugas utama manusia adalah memurnikan jiwa (tazkiyah), mencapai derajat jiwa yang tenteram, yang sepenuhnya tunduk kepada perintah Allah SWT, menerima takdir-Nya dengan ridha, serta menjadikan akhlak mulia sebagai pijakan hidupnya.

Proses tazkiyah ini menjadi kunci keberhasilan hidup di dunia dan akhirat. Lebih dari itu, tazkiyah memainkann peran penting dalam gerakan Islam, karena hanya dengan individu-individu yang memiliki jiwa bersih dan akhlak mulia, cita-cita untuk membangun masyarakat Islam yang sejati dapat terwujud.

Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan untuk melaksanakan perintah Allah SWT, menjauhi larangan-larangan-Nya, dan menghiasi diri dengan akhlak yang mulia. Dengan demikian, kita mampu memberikan teladan kepada sesama, menjadi agen perubahan yang positif, dan mencapai kebahagiaan yang hakiki di sisi-Nya. Wallahu a’lam bish-shawab. []

Zuhail Zulfa, Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tanbih: Tulisan ini merupakan saduran dari artikel yang ditulis oleh Syaikh Faishal Maulawi (https://www.ikhwanonline.com/article/266222) di situs Ikhwanul Muslimin (http://www.ikhwanonline.com/). Penulis terjemahkan dari versi bahasa Arabnya, serta memberikan penjelasan tambahan dengan merujuk ke buku-buku yang relevan dengan topik yang dibicarakan.

Laman sebelumnya 1 2 3 4

Artikel Terkait

Back to top button