SUARA PEMBACA

Memilukan, Calhaj Nenek Mudrikah Dikunci di Kamar Tatkala Berhaji

Sungguh memilukan, miris dan tragis membaca berita berjudul: “Kasus Nenek Mudrikah Dikunci di Kamar Saat Berhaji Jangan Sampai Terulang” sebagaimana dilansir ihram.republika.co.id, Sabtu (11/6/2022).

Diberitakan, Nenek Mudrikah (65) yang memiliki keterbatasan berjalan sehingga harus menggunakan kursi roda dalam lima tahun terakhir karena penyakit stroke, beliau dikunci dan ditinggal sendiri oleh teman-teman sekamarnya karena dinilai merepotkan.

Kasus Nenek Mudrikah yang sungguh memilukan ini hendaknya menjadi perhatian serius Kementerian Agama (Kemenag) khususnya Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH), terlebih mulai tanggal 12 Juni 2022 jamaah calon haji (Calhaj) yang dari Madinah akan mulai digeser ke Makkah diawali Miqat di Bir Ali untuk mulai melaksanakan rangkaian ibadah haji ke Makkah.

Oleh karena saat ini Nenek Mudrikah sudah berada di Tanah Suci, tentunya beliau sudah menjadi bagian dari anggota kelompok terbang (kloter) yang menjadi tanggung jawab dari petugas kloternya. Paling tidak, ada 6 orang petugas dalam tim kloter yang terdiri dari atas 2 orang PPIH Kloter dan Pembimbing, 2 orang Tenaga Kesehatan Haji (TKH), serta 2 orang Petugas Haji Daerah (PHD).

Di samping itu, tim kloter pun masih dibantu sejumlah Kepala Regu (Karu) dan Kepala Rombongan (Karom) calhaj dalam satu kloter.

Jelang memasuki prosesi ibadah haji yang diawali dengan Miqot, hendaknya sebelum berangkat Miqot segera petugas kloter, karu dan karomnya bermusyawarah untuk mencari solusi yang terbaik untuk mengatasi masalah Nenek Mudrikah yang memiliki keterbatasan.

Termasuk mencari solusi bagi Nenek Mudrikah ini agar dapat melaksanakan prosesi ibadah hajinya, yang tidak menutup kemungkinan pula akan mengeluarkan biaya tersendiri untuk jasa pendorong kursi rodanya selama melaksanakan prosesi ibadah hajinya.

Kini kasus Nenek Mudrikah memberikan pelajaran berharga bagi kita, khususnya bagi petugas kloter dan segenap jamaah dalam satu kloternya untuk menumbuhkan rasa empati dan kerja sama dalam sebuah kehidupan yang terikat dalam satu keluarga yang dibingkai dalam satu kloter.

Semoga kasus yang satu ini tidak terulang kembali, dan semoga pula keterbatasan fisik yang disandang Nenek Mudrikah ini menjadi ladang pahala yang telah disiapkan-Nya bagi teman-teman dalam satu kloternya untuk dengan niat ikhlas karena Allah membantu Nenek Mudrikah untuk menyelesaikan prosesi ibadah hajinya. []

Tardjono Abu Muas, Pemerhati Masalah Sosial

Artikel Terkait

Back to top button