‘Menemukan’ Allah di Tengah Kehidupan yang Sibuk
Kehidupan yang serba cepat dan penuh kesibukan seolah-olah membuat kita terjebak dalam rutinitas yang tiada habisnya. Dari pagi hingga malam, kita disibukkan dengan pekerjaan, urusan keluarga, studi, dan banyak tanggung jawab lainnya.
Dalam kesibukan ini, kita sering kali merasa seakan jauh dari Allah, merasa kesulitan untuk menyempatkan diri beribadah, atau bahkan lupa untuk merenungkan kebesaran-Nya. Padahal, Allah selalu dekat dengan kita, bahkan lebih dekat dari urat leher kita. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
وَﻟَﻘَﺪْ ﺧَﻠَﻘْﻨَﺎ اﻻِْﻧْﺴَﺎنَ وَﻧَﻌْﻠَﻢُ ﻣَﺎ ﺗُﻮَﺳْﻮِسُ ﺑِﮫٖ ﻧَﻔْﺴُﮫٗۖ وَﻧَﺤْﻦُ اَﻗْﺮَبُ اِﻟَﯿْﮫِ ﻣِﻦْ ﺣَﺒْﻞِ اﻟْﻮَرِﯾْﺪِ
“Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya.” (QS. Qaf: 16).
Ayat ini mengingatkan kita bahwa kedekatan Allah bukanlah tergantung pada waktu atau tempat. Allah tidak pernah jauh dari kita. Meskipun kita sibuk dan terjebak dalam duniawi, Dia tetap hadir dalam setiap detik hidup kita. Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah kita mampu merasakan kehadiran-Nya di tengah segala kesibukan yang kita jalani?
Allah menciptakan manusia dengan berbagai macam urusan dunia, namun Allah juga memberikan kita petunjuk agar kita bisa tetap berada di jalur-Nya. Setiap aktivitas yang kita lakukan, baik itu bekerja, belajar, atau bahkan melakukan kegiatan sehari-hari lainnya, bisa menjadi ladang ibadah jika kita melakukannya dengan niat yang benar.
Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Ini artinya, meskipun kita sibuk dengan pekerjaan atau urusan dunia, jika niat kita adalah untuk mencari ridha Allah, maka setiap tindakan kita akan bernilai ibadah. Bahkan, pekerjaan yang kelihatannya duniawi seperti bekerja untuk menafkahi keluarga atau menjalankan tugas sehari-hari bisa menjadi bentuk ibadah yang mendekatkan kita kepada Allah, selama kita menjadikan-Nya sebagai tujuan utama dari segala usaha kita.
Zikir, misalnya, adalah cara sederhana namun kuat untuk mengingat Allah di tengah kesibukan. Zikir tidak memerlukan waktu khusus atau tempat tertentu; kita bisa melakukannya di mana saja dan kapan saja. Dengan mengucapkan Subhanallah, Alhamdulillah, atau Allahu Akbar, kita bisa menjaga hati kita tetap terhubung dengan Allah, meskipun fisik kita sibuk dengan berbagai kegiatan.
Dalam sebuah hadis, Rasulullah Saw bersabda: “Perumpamaan orang yang berzikir kepada Tuhannya dengan yang tidak berzikir, seperti perumpamaan orang hidup dan orang mati.” (HR. Bukhari).
Zikir tidak hanya menjaga hati kita agar tetap hidup dan penuh kedamaian, tetapi juga menyadarkan kita bahwa Allah selalu hadir dalam setiap detik kehidupan kita, bahkan ketika kita terjebak dalam kesibukan. Ini adalah cara untuk menemukan Allah di tengah-tengah dunia yang begitu ramai dan penuh gangguan.
Selain zikir, shalat adalah ibadah yang sangat penting dalam kehidupan seorang Muslim. Shalat adalah momen istimewa di mana kita bisa berhenti sejenak dari segala aktivitas dunia dan menghadap Allah. Rasulullah Saw bersabda: “Jadikanlah shalat sebagai penyejuk mataku.” (HR. An-Nasa’i).