NUIM HIDAYAT

Mengapa Tokoh-Tokoh Islam Masyumi Terima Demokrasi?

Anggota-anggota DPR/DPRD sebenarnya adalah para tokoh masyarakat. Karena di tangan merekalah UU dibentuk dan pemimpin dipilih (di masa Orde Lama).

Kini, pemimpin pusat dan daerah semua dipilih lewat pemilu terbuka. Semua rakyat memilih. Dalam model pemilihan seperti ini yang berperan adalah retorika dan uang. Dan inilah kelemahan pemilu langsung, atau orang menyebutkan kelemahan demokrasi, yaitu uang. Dengan modal besar, seorang calon pemimpin akan menyebar uang ke rakyat dan kemungkinan besar ia akan terpilih.

Maka disini penyelenggara pemilu, harusnya tegas tidak boleh ada penyebaran uang atau barang-barang berharga yang dibagikan ke masyarakat. Repotnya kalau penyelenggara pemilu sekali lagi tidak tahan godaan uang. Kemungkinan ia bersikap curang bisa terjadi.

Itulah pernik-pernik demokrasi. Panjang melelahkan tapi, kalau semua bersikap jujur akan diperoleh kebaikan.

Dan itulah yang nampaknya diinginkan para tokoh Masyumi. Kejujuran dalam politik, zuhud dalam jabatan, tidak rakus kepada duniawi, dan berpegang teguh pada nilai-nilai Islam harus menjadi landasan bagi aktor-aktor politik Islam

Bila aktor politik partai Islam, tingkah lakunya sama dengan partai sekuler, maka masyarakat akhirnya mencibir partai Islam, mencibir demokrasi. Tuh lihat sama-sama rakusnya, sama-sama yang dipentingkan yang dan jabatan dan uang dan seterusnya.

Bila kita baca pendapat para ahli politik Islam di masa kini, kebanyakan setuju dengan demokrasi. Dengan catatan demokrasi berketuhanan bukan demokrasi liberal. Bahkan ada yang menyatakan bila pemilu dilaksanakan dengan jujur di negeri-negeri Islam, maka kelompok Islam atau gerakan Islam yang menang. Karena kelompok Islam, punya jaringan masjid, jaringan guru/ustaz, jaringan sekolah/pesantren dan aktor-aktor yang militan yang bergerak untuk kelompoknya. Kelompok sekuler tidak punya jaringan ustaz atau masjid. Karena itu mereka mempropagandakan dilarang berpolitik di masjid. Karena itu pula Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Front Islam de Salute (FIS) di Aljazair dilarang. Sebab bila pemilu dilakukan dengan jujur, mereka akan menang.

Jadi jangan takut dengan demokrasi. Jadikan ini peluang untuk memperjuangkan atau menyebarkan nilai-nilai Islam.

Kaum Muslim berpegang kuat pada kejujuran dan tidak takut transparansi. Yakinlah pilihan para tokoh Islam Masyumi agar kaum Muslim berjuang dengan cara demokratis, ini adalah cara terbaik.

Bila kita pelajari dengan seksama, dunia sekarang adalah dunia demokrasi. Negara-negara yang menganut demokrasi jauh lebih banyak daripada negara yang otoriter. 

Laman sebelumnya 1 2 3Laman berikutnya

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button