SILATURAHIM

Mengenang Perjuangan Ayahanda Mohammad Siddik: “Tugas Ini Sangat Berat”

Pengalaman dirinya selama training di PII dan HMI yang dikombinasi dengan pengalaman ahli-ahli community deveploment dan conselling yang beliau rekrut khusus untuk menguatkan aspek ini. Alhamdulillah banyak dari graduates itu yang sekarang menjadi dokter, insinyur, ahli pertanian, apoteker, dll, memainkan peranan.

Kembali Ke “Rumah Besar” Dewan Da’wah

Setelah melanglang buana di negeri orang. Ketika dirinya berusia 60 tahun memutuskan untuk pulang ke Indonesia- dirinya ingin berazam mengabdi di tanah air yang sudah lama ia tinggalkan. Saat itu juga dirinya kembali ke rumah besarnya yakni Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia yang selama masih mudanya ia banyak menimba ilmu dan keteladanan dari para bapak-bapak Masyumi.

Saat dirinya kembali ke rumah besarnya-Siddik diamanahi sebagai Ketua Badan Pengawas dan pada periode sebelumnya sebagai salah seorang ketua. Dirinya juga sempat diamanahi sebgai Direktur Lembaga Amil Zakat, Infaq dan shodaqoh (LAZIS Dewan Da’wah) yang diresmikan oleh Menteri agama RI sesuai UU Zakat No. 38 tahun 1999. Melalui LAZIS Dewan Dakwah kami ingin menghadirkan perananan Dewan Dakwah menangani korban bencana alam di seluruh Indonesia, memberikan pelayanan kesehatan gratis, membuat program rehabilitasi ekonomi untuk korban bencana alam dengan pebangunan rumah sederhana bekerjasama dengan berbagai lembaga kemanusiaan di dalam dan luar negeri.

Sebelum LAZIS Dewan Da’wah berdiri- Siddik sempat membantu kegiatan KOMPAK (Komite Penanggulangan Krisis) Dewan Da’wah. Dengan pengalaman jaringan networking yang luas dirinya juga mengusahakan dukungan untuk pendanaan dai  Dewan Da’wah yang mencapai  ratusan di seluruh tanah air.

Siddik juga sempat diamanahi untuk memimpin perusahan travel biro pelayanan Haji dan Umrah sebagai bagian dari kegiatan Dewan Da’wah sekaligus sebagai profit centre untuk mendukung kegiatan Dewan Da’wah. Pada 2015 adalah tahun yang berat ia jalankan. Siddik terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Da’wah menggantikan KH. Syuhada Bahri. Bagi Siddik tentu tugas ini berat ia jalankan dengan beberapa pertimbangan- atas  desakan dari para pengurus dan pimpinan Dewan Da’wah ia dikukuhkan menakhodai gerakan Dewan Da’wah tersebut yang dimana ia banyak belajar kepemimpinan, kesahajaan, keistiqamahan dari para bapak-bapak Masyumi di Kramat Raya 45 Jakarta.

Di era kepemimpinannya, Siddik dituntut untuk terus berjuang dengan tantangan dakwah yang kian semakin kompleks, mulai dari kaum LGBT, Syi’ah, Komunisme, Kristenisasi, Kebodohan, dan aliran-alairan yang menyimpang. Tentu kerangka Dewan Da’wah dengan gerakan bina’an wa difa’an harus terus dilakukan sepanjang zaman.

Pria yang gemar membaca kehidupan

Sejak kecil pria asal Kuala Simpang Aceh keturunan Pakistan ini banyak suka merenungkan kata-kata hikmah dan mutiara bijak yang sering ia lihat dibeberapa harian surat kabar dan majalah. Salah satu renungan hikmah yang sosok Siddik jadi inspiranya sejak kecil hingga saat ini adalah: “Hiduplah sebelum kelahirannmu dan matilah sebelum meninggalmu’ artinya jadilah orang yang baik yang selalu diidamkan orang dan selalu dikenang orang. Orang baik itu sebelum tiba di suatu tempat (baik itu lingkungan, kantor, sekolah, dan apa saja) atau sebelum ia dilahirkan ditempat itu, orang sudah mendengar kebaikannya dan orang mengharapkan kehadirannya, dengan kata lain ia sudah hidup sebelum kehidupannya ditempat itu. 

Selanjutnya meskipun nanti si orang baik itu pindah dari dari tempat itu, orang masih mengenang dirinya karena kebaikan dan jasa-jasa serta sumbangangannya untuk masyarakat yang ditinggalkannya itu, seolah-olah dia masih hidup dan masih belum mati di tempat itu. Tapi ini adalah suatu moto kehidupan atau filsafat kehidupan yang saya dambakan dan inginkan. Semoga dengan tekad kuat mudah-mudahan dicatat Allah sebagai keinginan yang diridhai-Nya. Demikian ungkap Siddik.

Selamat Jalan Pejuang

Pria yang sejak kecilnya hobi membantu masyarakat sekitar ini wafat pada Selasa, 29 Juni di RS. Harapan Kita Jakarta. Selamat jalan ayahanda Mohammad Siddik, insyaallah kami-kami yang muda akan melanjutkan perjuangan. Risalah merintis, dakwah melanjutkan..!

Hadi Nur Ramadhan, Pusat Dokumentasi Islam Indonesia Tamaddun.

Sumber: Hadi Nur Ramadhan, “Mohammad Siddik: Tugas Ini Sangat Berat” dalam Lukman Hakiem (Editor), Pendiri dan Pemimpin Dewan Dakwah Islamiyyah Indonesia, Jakarta: Panitia Seabad Dewan Dakwah, 2017.

Laman sebelumnya 1 2 3 4

Artikel Terkait

Back to top button