Mengimani Takdir dengan Benar
Takdir adalah Ketetapan Allah SWT atas seluruh makhluk ciptaan-Nya. Termasuk takdir yang Allah SWT tetapkan untuk setiap manusia yang diciptakannya. Rezekinya, jodohnya, ajalnya, selamat atau celakanya semua telah Allah SWT tetapkan semua telah Allah SWT takdirkan bagi setiap manusia.
Rasulullah Saw bersabda:
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ. فَوَ اللهِ الَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا، وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُوْنُ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا
“Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud ra, beliau berkata, Rasulullah Saw menyampaikan kepada kami dan beliau adalah orang yang benar dan dibenarkan, “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes mani (nuthfah) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah (‘alaqah) selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging (mudhgah) selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya. Demi Allah yang tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain-Nya. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli surga hingga jarak antara dirinya dan surga tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli neraka maka masuklah dia ke dalam neraka. Sesungguhnya di antara kalian ada yang melakukan perbuatan ahli neraka hingga jarak antara dirinya dan neraka tinggal sehasta. Akan tetapi telah ditetapkan baginya ketentuan, dia melakukan perbuatan ahli surga maka masuklah dia ke dalam surga.” (HR. Bukhari, dan Muslim)
Dari hadits diatas, Rasulullah Saw mengabarkan kepada kita bahwa Allah SWT Maha Hebat dalam merancang makhluk ciptaannya, termasuk takdirnya. Hal yang kemudian menunjukan kepada kita bahwa Allah SWT Maha Tahu, Maha Kuasa, Maha Teliti, atas seluruh makhluk ciptaan-Nya.
Hanya saja, catatan Takdir atas setiap Makhluk ciptaan Allah SWT, adalah perkara yang tidak mampu diterima kecuali dengan keimanan, sami’na wa atho’na. Sebab akal tak akan mampu menjangkaunya kecuali dengan perantaraan atas penerimaan akal terhadap keyakinan bahwa dibalik alam semesta, manusia dan kehidupan ini ada Allah SWT yang menciptakan, Yang Maha Pengatur segala urusan dengan sangat sempurna.
Karenanya kita akan membenarkan segala hal yang Allah SWT dan Rasul-Nya kabarkan kepada kita, sebab ada keyakinan dalam hati kita bahwa ada Allah SWT yang menciptakan seluruh makhluk di muka bumi ini bahkan di seluruh jagat raya.
Adapun keimanan terhadap takdir ini, tidak membuat kita menjadi seorang yang fatalistik yaitu pasrah dengan keadaan. Sebab mengubah keadaan adalah aktivitas yang ada didalam jangkauan akal manusia dan dalam kekuasaan manusia. Sehingga manusia akan senantiasa terdorong untuk mengubah keadaan hidupnya untuk senantiasa lebih baik dan lebih baik lagi.
Manusia akan berusaha untuk mengikatkan perbuatannya saat akan mengubah keadaannya menjadi lebih baik, adalah dengan mengikatkan seluruh perbuarannya dengan seluruh hukum syariat, dengan seluruh hukum Islam. Sebab Islam adalah jalan keselamatan.
Allah SWT berikan reward pahala dan surga bagi siapapun manusia yang berusaha mengubah keadaanya menjadi lebih baik, lebih bertakwa. Sebab menyadari bahwa kehidupan dunia ini adalah tempat mencari bekal untuk kehidupan abadi di akhirat. Dan sebaik-baiknya tempat kembali adalah surga.
Dan agar memperoleh surga, maka setiap muslim wajib mendapatkan keridoan Allah SWT, dengan melaksanakan seluruh perintah -Nya dan meninggalkan seluruh larangan-Nya, dan bersabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Setiap muslim akan senantiasa melakukan suatu aktivitas perbuatan dengan niat ikhlas karena Allah SWT semata, dan cara melakukannya benar, sesuai dengan tuntunan baginda Rasulullah Muhammad Saw. Sehingga akan mendapatkan nilai amal terbaik disisi Allah SWT.