Mengoreksi Penguasa Itu Wajib
Sulthan al-Ulama, Imam Al-‘Izz bin Abdus Salam telah mengkritik Sulthan Ismail yang telah bersekongkol dengan orang-orang Eropa Kristen untuk memerangi Najmuddin bin Ayyub. Ulama besar ini tidak hanya membuat fatwa, tetapi juga mengkritik tindakan Ismail di atas mimbar Jum’at di hadapan penduduk Damaskus. Saat itu Ismail tidak ada di Damaskus. Akibat fatwa dan khutbahnya yang tegas dan lurus, Al-’Izz bin ‘Abdus Salam dipecat dari jabatannya dan dipenjara di rumahnya.
Kisah-kisah di atas sangat banyak disebut di dalam kitab tarikh yang menunjukkan bagaimana cara para ulama shalih dan mukhlish menasihati penguasa-penguasanya. Mereka tidak segan-segan menasihati para penguasa menyimpang dan zalim secara terang-terangan, mengkritik kebijakannya di mimbar-mimbar terbuka, maupun memberikan fatwa-fatwanya agar umat dapat melaksanakannya.
Dengan demikian, mengoreksi atau mengkritik kebijakan penguasa yang zalim, termasuk membongkar kemungkaran/konspirasi jahat terhadap Islam dan kaum Muslim hukumnya wajib. Maka, mengoreksi penguasa zalim yang selalu melahirkan produk hukum yang penuh kelemahan dan menyengsarakan rakyat harus terus kita lakukan. Sudah seharusnya sistem demokrasi kita tinggalkan dan beralih kepada sitem politik Islam yang sahih dan terbukti secara empiris merealisasikan kebaikan untuk semua rakyat. Tak ada bentuk kehidupan manusia yang lebih baik dari sistem Islam yaitu khilafah. []
Rosi Ummu Irbah
Aktivis Dakwah di Kota Depok