INTERNASIONAL

Menlu Saudi Minta Dunia Bertindak atas Pelanggaran Nuklir Iran

Riyadh (SI Online) – Arab Saudi meminta masyarakat internasional untuk memikul tanggung jawabnya terhadap pelanggaran berkelanjutan Iran terhadap perjanjian nuklirnya.

Dirilis Arab News, 28/09/2021, Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan menyerukan untuk menekan Teheran atas eskalasi kegiatan nuklirnya, termasuk penelitian dan pengembangan, yang bertentangan dengan klaim bahwa program nuklirnya untuk tujuan damai.

Berbicara dalam pertemuan tingkat tinggi di Majelis Umum PBB pada Hari Internasional untuk Penghapusan Total Senjata Nuklir, dia mengatakan kepada delegasi di New York bahwa Kerajaan Saudi mendukung upaya internasional untuk memastikan Iran tidak memiliki senjata nuklir dalam jangka pendek dan panjang, dan mencegahnya mengalihkan penggunaan energi nuklir secara damai untuk tujuan militer.

“Membangun perdamaian dan keamanan internasional tidak dicapai dengan memiliki senjata pemusnah massal, tetapi melalui kerja sama antar negara untuk mencapai pembangunan dan kemajuan,” kata Pangeran Faisal.

Dia mengatakan Arab Saudi menyerukan penghapusan semua senjata nuklir.

Pangeran Faisal menambahkan bahwa terlepas dari konsensus internasional dan keinginan regional untuk membangun Timur Tengah yang bebas dari senjata pemusnah massal.

“sayangnya Israel masih menolak untuk menyetujui Perjanjian Non-Proliferasi Nuklir dan menjadikan fasilitas nuklirnya sebagai sistem perlindungan komprehensif dari Badan Tenaga Atom Internasional, yang bertentangan dengan resolusi internasional”.

Pangeran Faisal mengatakan Kerajaan bekerja sama dengan komunitas internasional dan Kuwait, yang akan menjadi tuan rumah konferensi ke-10 untuk meninjau NPT (Nuclear Proliferation Treaty) yang diusulkan pada Januari 2022.

Sementara itu Israel sendiri juga ikut mengkritisi program nuklir Iran. Perdana Menteri Israel Naftali Bennett menuduh Iran berbohong kepada dunia tentang program nuklirnya. Dia menyerukan dunia internasional bertindak sekarang.

Seruan pemimpin rezim Zionis itu datang beberapa hari setelah Badan Energi Atom Internasional (IAEA) merilis laporan yang mengkritik kurangnya kerja sama Teheran.

IAEA melaporkan kepada anggotanya bahwa tidak ada kemajuan dalam dua masalah utama: menjelaskan jejak uranium yang ditemukan di beberapa situs lama yang tidak dideklarasikan dan mendapatkan akses mendesak ke beberapa peralatan pemantauan sehingga badan tersebut dapat terus melacak bagian-bagian dari program nuklir Iran.

Red: Agusdin/Arab News/dll

Artikel Terkait

Back to top button