SUARA PEMBACA

Menyingkap Bahaya LGBT

Belum terlaksana konser Coldplay tapi tiketnya dari jauh hari telah ludes di pasaran. Ternyata bukan hanya itu yang menyedot perhatian, kontroversi pun tak terelakkan karena band tersebut merupakan pendukung LGBT.

Mirisnya lagi, ada sebuah statement yang dikemukakan oleh pejabat negara yang mengindikasikan ada dukungan terhadap kelompok menyimpang ini. LGBT kok didukung? seolah tak menyadari begitu besar kebahayaannya.

Dalam konteks LGBT, kebahayaan dan kemudaratan itu akan mampu kita amati. Meskipun bisa jadi belum mencakup semuanya. Oleh sebab itu, perlu kiranya kita sebagai manusia yang beradab dan berakidah yang sahih beberapa kebahayaan yang ditimbulkannya.

Pertama, kebahayaan LGBT bagi keluarga telah nyata merusak hubungan antar anggota keluarga. Banyak didapati, saat satu di antara anggota keluarga terjangkit LGBT, eksistensinya acapkali mendapatkan penolakan dari anggota keluarga yang lain.

Bahkan jika suami yang dilanda perubahan orientasi seksual menjadi homo atau biseksual, kerap berujung pada perceraian. Walhasil kandaslah keluarga yang semula penuh kasih sayang, berubah sekejap mata menjadi bernasib malang.

Selain itu, LGBT pun mengakibatkan pudarnya naluri berketurunan. Pernikahan yang menjadi sunah Rasulullah Saw guna melestarikan keturunan berubah menjadi orientasi syahwat belajar.

Bukan hanya itu, keberadaan LBGT pun dapat merusak nasab. Misalnya, pasangan sejenis yang mereka terus bertekad ingin memiliki anak kemudian mereka mengadopsi atau meNgikuti program bayi tabung, sampai menyewa rahim. Lantas saat bayinya lahir, jalur nasabnya menjadi kacau. Sementara di dalam Islam nasab itu sangat dijaga. Bahkan ada larangan menyandarkan nasab anak pada yang bukan ayahnya. Mengingat nasab ini akan berkaitan dengan hukum-hukum keluarga perwalian, waris serta harus mahram juga nafkah.

Subhanallah, ternyata belum selesai menyingkap kebahayaan LGBT dalam keluarga. Adanya LGBT pun dapat menjadi akses penukaran penyakit. Data pun menunjukkan pada 2021 dari kasus 36.902 kasus yang terdeteksi penularan pada kaum homo melesat menjadi 27% (Republika.co.id, 28/12/2022).

Sungguh miris apalagi jika ini menyangkut pelaku biseksual, bisa terinfeksi HIV dan menularkan pada istri bahkan pada bayi yang dilahirkan.

LGBT nyata membawa malapetaka. Selain berimbas pada kerusakan di keluarga, kejahatan ini pun berdampak amat buruk di tengah masyarakat.

Dr Fidiansyah dalam bukunya “Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGI)” mengutarakan, homoseksual dan biseksual merupakan gangguan psikologis dan perilaku yang berhubungan dengan perkembangan serta orientasi seksual. LGBT merupakan gangguan jiwa. Mirisnya pelaku LGBT kini kian menggeliat bahkan gerakannya mengglobal.

Jelas pergerakan LGBT ini mengundang azab Allah Ta’ala sebagaimana sabda Rasulullah Saw, “Tidaklah tampak perbuatan keji di suatu kaum sehingga dilakukan secara terang-terangan kecuali tersebar di tengah-tengah mereka tha’un (wabah) dan penyakit-penyakit yang tidak pernah menjangkiti generasi sebelumnya. (HR Ibnu Majah).

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button