OPINI

Menyoal Propaganda Islam Moderat

Istilah “Islam Moderat” semakin gencar dipasarkan oleh berbagai kalangan. Baik di kalangan ulama, mahasiswa, dan pelajar, bahkan masyarakat dunia. Seolah Islam moderat menjadi keharusan bagi solusi problematika saat ini. Tanpa masyarakat ketahui hakikat yang sebenarnya, ide Islam moderat terus dipasarkan.

Presiden Indonesia menginginkan Islam moderat, moderasi Islam terus digaungkan. Oleh karena itu gagasan Islam moderat terus dikembangkan. Pendidikan Tinggi pun ikut ambil peran. Mengingat strategisnya peran pendidikan tinggi dan kalangan intelektual. Perguruan Tinggi Islam diarahkan berperan dalam pemasaran dan pengembangan Islam moderat.

Berbagai penelitian dan kerjasama antar Pendidikan Tinggi Islam dilakukan untuk pengembangan konsep Islam moderat. Sebagaimana yang terjadi pada kerjasama Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon dengan IAIN Kerinci Jambi. FUAD diharapkan untuk pengembangan Islam moderat. (rakyatcirebon, 29/7/2019).

Islam moderat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan Islam yang toleran, damai, tidak berlebihan. Istilah ini bahkan digunakan untuk menolak Islam radikal, Islam ekstrimis. Konsep Islam moderat terus dikaji dan dipasarkan karena menganggap bahwa Islam radikal sebagai ancaman saat ini.

Tidak hanya di dalam negeri, istilah Islam moderat dipasarkan hingga ke luar negeri. Seolah sebagai produk yang membawa banyak manfaat. Islam moderat bahkan secara khusus dibahas pada Konsultasi Tingkat tinggi Muslim Dunia pada 1 Mei 2018 di Istana Bogor dan Konferensi Ulama Islam di Lombok pada 26-29 Juli 2018.

Konsep Islam moderat dianggap sebagai solusi atas berkembangnya pemahaman radikal dan teroris yang menjadi ancaman dunia saat ini. Maka searus dengan strategi Amerika, Indonesia pun turut sibuk dalam upaya memberantas terorisme dan radikalisme.

Pada hakikatnya, narasi terorisme dibuat oleh kampiun negara sekuler kapitalis, Amerika Serikat pasca tragedi WTC 11 September 2001. Hal ini dilakukan untuk menguatkan dukungan dunia pada Amerika dan bersekutu untuk memusuhi Islam.

Karakter Islam moderat dalam “Building Moderate Muslim Networks” Rand Corporation adalah mendukung demokrasi, pengakuan terhadap HAM (termasuk kesetaraan jender dan kebebasan beragama), menghormati sumber hukum yang non sektarian, dan menentang terorisme. Islam moderat dihadapkan untuk melawan Islam kaffah, yang dianggap barat sebagai Islam radikalis, fundamentakis, dan ekstrimis.

Narasi Islam moderat didukung penuh oleh barat untuk memusuhi Islam kaffah. Mereka berdayakan seluruh komunitas untuk menyuarakan moderasi Islam dan menentang ajaran Islam yang sebenarnya. Sampai kapan pun mereka akan terus berupaya untuk menghalangi kebangkitan Islam. Berbagai stigma buruk terus dibuat untuk menakut-nakuti masyarakat terhadap Islam.

Amat disayangkan jika umat kembali terjebak pada proyek pecah belah dengan narasi Islam moderat yang dibuat oleh musuh Islam. Padahal Islam adalah din yang sempurna yang diturunkan oleh Allah untuk mengatur seluruh aspek kehidupan manusia agar manusia hidup rukun, berkasih sayang sesama muslim, dan menjadi rahmat bagi seluruh alam.

“Kami tidak mengutus engkau, Wahai Muhammad, melainkan sebagai rahmat bagi seluruh manusia.” (QS. Al Anbiya: 107)

Sesungguhnya strategi memecah belah umat bukanlah strategi baru yang dibuat musuh Islam namun strategi ini nampak efektif untuk menyibukkan umat Islam dan menghalangi tegaknya kebangkitan Islam. Melalui kaki tangannya musuh Islam selalu memperbarui narasi untuk menjebak kaum muslimin pada permusuhan sesama.

Namun Islam adalah agama yang sempurna yang Allah turunkan. Islam adalah pedoman hidup bagi manusia agar tidak tersesat di dunia dan di akhirat. Dengan mengikuti ajaran Islam hidup akan dituntun agar ibadah dengan benar dan menjalani kehidupan dunia dengan benar. Allah pun telah berjanji akan mengembalikan kejayaan Islam. Meski berbagai tipudaya terus dilakukan oleh musuh Islam.

“Mereka melakukan makar (tipu daya), dan Allah membalas makar (tipu daya) mereka itu. Dan Allah sebaik-baiknya Pembalas makar (tipu daya).” (QS. Ali Imron: 54).

Mari kita penuhi firman Allah untuk bersatu menggenggam tali agama Allah dan memperjuangkan kemuliaan Islam dan kaum muslimin, dan tidak terjebak lagi pada permainan licik musuh-musuh Islam.

“Dan berpeganglah kalian semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah bercerai-berai. Dan ingatlah akan nikmat Allah kepada kalian ketika kalian dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hati kalian, lalu jadilah kalian karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara…” (QS. Ali Imran: 103).

Titis Afri Rahayu
(Pendidik dan Pemerhati Sosial Cirebon)

Artikel Terkait

Back to top button