Menyorot Pernyataan Menag Baru
Apa salahnya Ahmdiyah dan Syiah, bukankah mereka hanya menjalankan hak mereka? Demikian kalangan yang menamakan moderat dalam berpikirnya.
Hemat saya, tak ada lain dialog perlu intens dilakukan. Konflik terjadi karena buntu komunikasi. Semua perlu dirangkul agar dicari titik temu yang mencegah konflik berkepanjangan.
Menag dalam hal ini pun harus berhati-hati mengeluarkan pernyataan. Apalagi yang mengarah pada hal sensitif. Sebab pembicaraan senada disampaikan oleh elite bangsa yang menjadi tumpuan rakyat.
Dukungan itu, apa mengarah pada pembebasan menjalankan ajaran dan selanjutnya melegalkan berkembang di Indonesia atau sebaliknya melindungi pemeluknya serta mengajak pakar agama mendampingi agar mencari solusi terbaik.
Lagi-lagi bukan membolehkan, tapi mencari penyelesaian sampai tuntas. Hal itu dilakukan agar tak digunakan pihak tertentu untuk mengeruhkan suasana. Upaya preventif demi terhindari dari tragedi yang tak diharapkan.
Tak cukup di situ, seluruh warga negara pun diberi wawasan dan keilmuan agar bisa bijak melihat persoalan. Sekalipun tak setuju dengan hadir mereka, sebagai negara hukum wajib adanya taat pada konstitusi bangsa.
Cara-cara kanibal dan anarkis dihindari. Lebih memilih jalur legal yang sudah disiapkan negara. Niatnya demi marwah agama, ujungnya mengotori kesucian agama. Di sinilah perlu memahami prosedur perjuangan agar tak ada siapa pun terzalimi. Bagiamana, apa itu lebih baik?
Pandeglang, 26/12/2020
Mahyudin An-Nafi