OPINI

Menyorot Pernyataan Menag Baru

Masalah kemajemukkan dan toleransi sampai saat ini masih menjadi perhatian banyak kalangan. Tak terkecuali Menag baru, dalam pernyatan akan kembali melindungi jamaah Ahmadiyah dan Syiah.

“Mereka warga negara yang harus dilindungi,” demikian katanya yang dikutip ANTARA di Jakarta, Kamis (25/12/20).

Kontan saja, pernyataan itu menjadi sorotan. Tengah menjadi polemik di publik. Seolah mencungkil luka yang dari awal merdeka belum juga selesai.

Banyak kalangan menyayangkan pernyataan Menag. Sebab dalam kajian Ulama, gerakan Ahmadiyah dianggap tak sesuai hukum Islam. Umpamanya terkait pengakuan adanya Nabi baru setelah Nabi Muhammad Saw diutus ke alam dunia.

Apalagi kita tahu, di tahun 2008 pernah terjadi konflik berdarah di ujung Kabupaten Pandeglang. Warga sekitar menyerbu kalangan Ahmadiyah karena tak mendengarkan seruan warga agar tak menyebarkan paham di daerah yang mendapatkan julukan ‘kita seribu ulama sejuta santri’. Tak sedikit pasca tragedi itu nyawa berguguran.

Begitupula gerakan Syiah yang dalam penyebarannya kurang memperhatikan kondisi. Mayoritas penduduk adalah Sunni, namun mereka tak peduli. Maka respon dari warga pun mengerikan.

Di beberapa kawasan nusantara pun hadirnya jamaah Ahamdiyah dan Syiah memantik konflik. Penyebabnya tentu beragam. Ini yang ditakutkan Pernyataan Menag bisa menimbulkan konflik baru yang berbau sektrian.

Di lain sisi, ada juga yang menyambut hangat pernyataan itu. Bagi mereka, pernyataan Menag itu oase di tengah garingnya kondisi berbangsa kita. Ruang sosial menjemukkan karena perdebatan. Keharmonisan terancam karena belum dewasa menghadapi kekayaan kultur bangsa.

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

Back to top button