IBRAH

Merdeka, Allahu Akbar!

17 Agustus adalah tanggal bersejarah bagi bangsa Indonesia, karena Allah berikan nikmat kemerdekaan, lepas dari belenggu penjajahan dan penindasan bangsa Barat.

Kemerdekaan yang tidak gratis, namun diperoleh dengan ikhtiar perjuangan yang dilakukan oleh para mujahid dan rakyat di bumi Nusantara. Tenaga, harta, darah bahkan nyawa dikorbankan karena Allah untuk membela agama Allah, menjaga kehormatan ummat dan mempertahankan tanah air.

Alhamdulillah, sudah 80 tahun bangsa merasakan nikmat kemerdekaan ini. Namun, sayangnya banyak yang tidak tahu hakikat dari kemerdekaan sejati dan tanpa sadar mereka masih terbelenggu dalam penjajahan yang menyedihkan.

Islam adalah ajaran yang mengajarkan kemerdekaan sejati dan ini kita bisa pelajari dari kisah Rabi’ bin ‘Amir Ats-Tsaqofi ra., seorang sahabat Nabi Saw yang mulia dan pemberani.

Menjelang meletusnya pertempuran Qadisiyah (636 M), panglima perang kekhalifahan Islam, Saad bin Abi Waqash, yang diangkat oleh Amirul Mukminin Umar bin Khaththab, mengirim sejumlah utusannya untuk menemui raja Kisra. Utusan ketiga adalah Rabi’ bin Amir untuk memenhi undangan Rustum. Adalah Rustum, panglima perang Persia dengan sombongnya melontarkan kata-kata penghinaan terhadap utusan Islam: “Kalian keluar dari negeri kalian yang gersang, tandus lagi miskin berperang hanya untuk mencari makan sepotong roti dan seteguk air, bukankankah itu tujuan kalian datang kemari? Apa yang membawamu kemari?”, tanya Rustum.

Rabi’ bin Amir pun menjawab: “Sesungguhnya Allah mengirim kami untuk mengeluarkan hamba dari penyembahan kepada hamba menuju penyembahan kepada Allah, dari kesempitan dunia menuju kelapangannya, dan dari kezaliman berbagai agama kepada keadilan Islam. Dia mengirim kami membawa agamanya untuk kami ajak manusia kepada-Nya….”

Saudaraku yang kucintai karena Allah….

Islam adalah ajaran yang mengajarkan kemerdekaan sejati, yaitu membebaskan manusia dari kesyirikan, penyembahan kepada makhluk, manusia lain, harta, jabatan dan kenikmatan dunia yang menipu karena pada hakikatnya mereka adalah orang-orang yang menjadi hamba dunia, terjajah hati, diri dan kehidupannya dengan kenikmatan semu. Letih, capai dan penyesalan yang tak ada manfaatnya di akhir hidupnya karena sekuat apapun usaha mereka mengejar dunia, yang mereka dapatkan kekecewaan dan kerugian yang tak ada ujungnya sampai ke liang kubur.

اَلۡهٰٮكُمُ التَّكَاثُرُۙ‏ حَتّٰى زُرۡتُمُ الۡمَقَابِرَؕ كَلَّا سَوۡفَ تَعۡلَمُوۡنَۙ‏

“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu. Sampai kamu masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui, akibat perbuatanmu itu.” (QS. At-Takatsur [102]: 1-3)

Islam memberikan solusi agar menjadi manusia merdeka yang memiliki tauhid lurus, hanya menyembah dan menjadi hamba Allah SWT. Orang merdeka yang hati, diri dan kehidupannya bisa bebas tak terjajah oleh apapun, karena hidup dan matinya hanya karena Allah Robb semesta alam.

قُلْ اِنَّ صَلَاتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ

Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan seluruh alam.” (QS Al-An’am [6]: 162)

1 2Laman berikutnya

Artikel Terkait

BACA JUGA
Close
Back to top button