SUARA PEMBACA

Merindu Sosok Pemimpin seperti Umar

Kekeringan telah melanda Papua Tengah. Akibatnya enam orang meninggal karena kelaparan. Kejadian tersebut, sungguh sangat disayangkan, karena terjadi di negeri yang kekayaan alamnya melimpah. Terlebih lagi, Papua yang terkenal dengan tambang emasnya, namun penduduk di sana tak seindah kilauan emas yang dikandungnya.

Kelaparan bukan merupakan hal yang baru dalam dunia manusia, bahkan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan manusia adalah tersedianya bahan makanan yang cukup. Sedangkan, kelaparan menurut KBBI adalah kondisi ketika tidak ada yang bisa dimakan.

Kalaulah kita mau jujur, bagaimana mungkin Indonesia khususnya Papua bisa mengalami kelaparan dan kemiskinan padahal kekayaan alam baik dari bumi dan lautan negeri ini begitu melimpah. Bukankah Allah Swt. sudah menciptakan segala yang terhampar luas untuk dimanfaatkan oleh seluruh manusia.

“Tidakkah kamu memperhatikan bahwa Allah telah menundukkan apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi untuk (kepentingan)mu lahir dan batin. Tetapi di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan.” (TQS. Luqman [31]: 20)

Sejatinya, kelaparan yang terjadi di Papua bukan hanya disebabkan oleh faktor cuaca seperti diklaim pemerintah. Tetapi, lebih disebabkan oleh faktor absennya penguasa selama ini untuk berupaya maksimal mencukupi kebutuhan rakyatnya. Pemerintah seharusnya mengantisipasi dengan cepat, kalaupun adanya perubahan cuaca atau terjadinya bencana alam tertentu.

Ini berbeda dengan Islam. Islam sebagai agama universal, yang mengatur seluruh aspek kehidupan tidak akan pernah lalai dalam menjamin semua kebutuhan rakyatnya agar bisa makan dengan porsi cukup tanpa ancaman kelaparan.

Negara dalam Islam akan mewujudkan ketahanan pangan. Cara ini bisa mengcover ketika terjadi bencana kekeringan sehingga menyebabkan paceklik atau ketika terjadi kendala distribusi bahan makanan pokok karena adanya bencana alam misalnya.

Pemenuhan tanggung jawab negara bukan hanya ketika bencana terjadi, tetapi jauh sebelum terjadi bencana. Daerah yang dilanda kelaparan akan dipenuhi kebutuhannya dengan mendatangkan dari daerah lain. Sehingga kasus kelaparan seperti yang terjadi di Papua dan daerah lainnya tidak akan ada.

Selayaknya, penguasa mencontoh kepada kisah Umar bin Khaththab sebagai pemimpin Islam. Suatu malam Umar berkeliling untuk melihat kondisi rakyatnya. Ketika Umar sampai di sebuah gubuk, Umar mendengar suara tangisan anak kecil. Di dalamnya tampak seorang ibu tengah duduk menghadapi tungku seperti sedang memasak. Ibu itu sesekali mengaduk panci sambil sesekali membujuk anaknya untuk tidur.

Betapa terkejutnya Umar, ketika mengetahui tentang apa yang dimasak si ibu. Si ibu itu berkata bahwa anaknya menangis karena kelaparan, sedangkan ia tidak punya makanan. Tanpa pikir panjang, Umar pulang dan mengambil sekarung gandum dan ia sendiri memikul gandun itu untuk diberikan kepada ibu tadi.

Begitulah, sosok pemimpin dalam Islam. Rasa takutnya yang tinggi terhadap Allah SWT senantiasa menancap kuat dalam dada. Karena ia tahu, kepemimpinannya akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Sungguh, saat ini rakyat merindukan sosok pemimpin seperti Umar bin Khaththab. []

Neneng Sriwidianti, Pengasuh Majelis Taklim

Artikel Terkait

Back to top button