Mimpi Kapitalisme Mengatasi Krisis Iklim
Dalam sistem kapitalisme yang berperan dalam pengarah kebijakan adalah para pemilik kapital. Mereka berhitung untung rugi dengan mengkonversikan industrinya menjadi ramah lingkungan, atau menurunkan produksi tambang batubara atau bahan bakar fosil penyumbang emisi karbon terbesar.
China, India, Amerika Serikat, Australia dan negara-negara lain pemakai batu bara dengan jumlah besar enggan menandatangani ikrar dalam KTT Iklim COP 26 PBB untuk berhenti memakai batubara. (antaranews.com, 5/11/2021). Kejadian ini mengulang sikap Amerika Serikat yang keluar dari kesepakatan Paris 2015.
Di Indonesia sendiri produksi batubara semakin meningkat tiap tahun, walaupun sempat turun karena pandemi, akhir tri semester 2021 menunjukkan peningkatan signifikan karena permintaan ekspor meningkat. (dataindustri.com)
Menghadapi krisi iklim ini, solusi yang ditawarkan senantiasa terganjal kepentingan korporasi global. Inilah mengapa masalah lingkungan butuh penanganan sistemis, dan berharap pada sistem kapitalisme mengurai penyebab krisis iklim ibarat pungguk merindukan bulan. []
Ir. Zuraida Triastuti, Aktivis Muslimah.