Minyak Goreng, Tukang Bakso, Holywings…
Dan lebih gila lagi tempat ini menggunakan nama Holywings, bisa dimaknai sayap suci yang sesungguhnya hanya dimiliki para malaikat dan dewa justru sudah menjadi tafsir mainstream yang sangat bertentangan dengan seluruh tata norma dan nilai seluruh ajaran agama-agama samawi yang ada, termasuk dalam Islam karena di dalam Al-Qur’an, sebagai pesuruh Allah SWT, malaikat itu bersayap dan tugasnya menjalankan perintah-perintah Allah Ala Wa Jalla seluruhnya perihal hal-hal kebaikan dan kebenaran, kok dijadikan branded tempat yang sebagian besar di dalamnya ada acara, makanan dan minuman yang diharamkan.
Ini sudah sangat memalukan dan mempermalukan negara dan bangsa ini ketika acuan dasar negara RI Pancasila sila ke-1 Ketuhanan Yang Maha Esa, menandai negara dan bangsa ini sangat religiusitas di dalamnya ada muslim penganut Islam terbesar di dunia, bukan bangsa bar-bar, liberal sekuler, tak beradab, kemudian dengan seenak dan sebebas dirinya —tanpa batas berbuat amoral.
Sekali lagi, Allah SWT melalaikannya dan membutakan hatinya, tim kreatif bersama promosi Holywings membuncah dengan gagasan keblabasan, para pendosa seolah tak beragama ini menghina dan melecehkan Rasulullah Muhamad Saw dan Bunda Maria, kedua namanya yang sama bagi pengunjung akan mendapat gratis bir, termasuk minuman haram beralkohol. Ini sungguh-sungguh sangat melecehkan dan menghinakan, tidak saja umat Islam, juga umat Kristiani. Balasan yang setimpal untuk Holywings, adalah tidak cukup hanya sekadar mencabut izinnya, selayaknyalah ditutup permanen.
Melihat ekspresi dari ketiga peristiwa ini, sungguh secara politik, adalah bagi negara sungguh menjadi preseden buruk dan itu berarti buruk pula bagi Presiden, selaku pemimpin pengelola negara, yang selalu terjadi keseharian, adalah kegaduhan, apapun, tidak membuat aman, nyaman dan damai Indonesia. Lantas, kalau sudah begini, akan sampai kapan cita-cita kesejahteraan rakyat tercipta?
Rasanya, sungguh ingin untuk cepat sampai di tahun 2024, karena di momentum itu akan ada pergantian Presiden, semoga saja yang terpilih Presiden baru yang sudah pasti akan membawa angin perubahan. Atau pilihannya, tak perlu menunggu 2024? Wallahu’alam Bishawab.
Babakan Mustikasari-Bekasi, 1 Juli 2024.
Dairy Sudarman, Pemerhati politik dan kebangsaan.